Surabaya (ANTARA) - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menghormati proses hukum dan mendukung penyelidikan tuntas atas penyelesaian masalah proyek pengembangan kapasitas dan modernisasi Pabrik Gula (PG) Djatiroto yang menggunakan dana Penanaman Modal Negara (PMN) tahun 2015.
Sekretaris Perusahaan SGN Yunianta menyatakan langkah itu merupakan komitmen dan bagian dari implementasi prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
“Kami menjunjung asas praduga tak bersalah dan memberikan pendampingan hukum selama proses sesuai dengan ketentuan dan peraturan perusahaan,” katanya, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/3).
Yunianta pun memastikan proses hukum itu tidak akan berdampak pada operasional PG Djatiroto yang saat ini sedang menjalani overhaul dan perawatan rutin sebagai persiapan musim giling 2025.
Ia menjelaskan PG Djatiroto menjadi pabrik gula satu-satunya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang masih aktif menggiling tebu milik petani, yakni berhasil menggiling 962 ribu ton tebu pada tahun lalu yang meningkat dari 871 ribu ton dibanding 2023.
Produksi gula juga mengalami lonjakan, yaitu dari 65 ribu ton pada 2023 menjadi 71,2 ribu ton dengan standar SNI GKP pada 2024.
General Manager PG Djatiroto Agus Priambodo menyebutkan kinerja PG Djatiroto saat ini lebih baik dibanding sebelum proyek revitalisasi dilakukan.
“Yang terpasang komplit dan running di mill station secara kinerja performa bagus dengan indikator pol ampas turun di bawah dua dan zat kering ampas lebih besar 48 persen,” ujarnya.
Saat ini PG Djatiroto telah memiliki kapasitas giling mencapai 10 ribu TCD, sehingga untuk musim giling 2025 dinilai kinerjanya meningkat.
Pasalnya, dengan adanya kerja sama pengelolaan lahan (KSO) oleh SGN, akan meningkatkan kualitas dan mutu bahan baku tebu.
Secara keseluruhan, SGN mencatatkan peningkatan laba sebesar 1000 persen dibanding tahun sebelumnya dengan protas tebu mencapai 65,2 ton per hektare atau 12 persen di atas tahun lalu.
Sementara itu dalam rangka memastikan tata kelola yang bersih dan bebas dari praktik korupsi, SGN telah menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).
Untuk 2025, SGN telah menetapkan target perolehan bahan baku tebu (BBT) tergiling sebesar 13,5 juta ton yang meningkat 113,32 persen dibanding realisasi 2024.
SGN tahun ini juga menargetkan gula produksi sebanyak 1 juta ton yang naik dibanding realisasi 2024 yakni 119,35 persen dengan kualitas SNI.