Kediri (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang Kediri, Jawa Timur membentuk tim penjemput gabah yang siap menjemput gabah petani di masa panen 2025.
"Kami sudah membentuk 18 tim penjemput gabah yang setiap harinya keliling menjemput hasil panen petani di titik panen dan melakukan pembayaran secara tunai," kata Pemimpin Cabang Perum Bulog Kantor Cabang Kediri Imam Mahdi di Kediri, Kamis.
Imam mengatakan tim tersebut dibentuk sehingga mempercepat penyerapan gabah petani. Setiap hari Bulog bisa menyerap lebih dari 1.500 ton gabah kering panen (GKP) di seluruh wilayah ini baik Kabupaten/Kota Kediri serta Kabupaten Nganjuk.
Pihaknya menambahkan menjelang akhir Maret 2025 akan menjadi puncak panen bagi beberapa daerah produksi di Indonesia, termasuk di Kediri.
Bulog Kediri, kata dia, juga sangat siap dan serius menyerap gabah beras petani. Hingga kini, serapan yang telah masuk mencapai 33.600 ton setara gabah kering panen atau 16.800 ton setara beras, termasuk menjadi yang tertinggi di Jawa Timur.
Bulog, tambah dia, juga berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan TNI, pemerintah daerah, hingga dinas pertanian melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL). Hal itu untuk memudahkan pengawasan panen.
Sementara itu, terkait kapasitas pengeringan yang sudah siap di wilayah Bulog Kediri, Imam menyebut hingga sejumlah 450 ton per hari.
Jumlah produksi berdasarkan data dinas pertanian yaitu sekitar 5.600 ton per hari pada periode puncak panen medio Maret sampai dengan April 2025.
Pihaknya juga terus komunikasi dengan petani agar mereka menjadwal panen sehingga hasil panen bisa segera diproses mencegah kerusakan gabah.
Imam mengungkapkan di saat ini salah satu yang menjadi tantangan penyerapan gabah petani pada musim puncak panen yakni jumlah produksi di puncak panen yang melebihi kapasitas pengeringan yang tersedia.
"Salah satu langkah yang bisa kami lakukan adalah penjadwalan panen oleh petani. Tujuannya adalah setiap petani panen harus langsung diproses di pengeringan karena jika ditunda maka potensi gabah menjadi rusak," kata dia.
Ia berharap dengan sistem penjadwalan tersebut posisi padi yang masih di pohon akan menjaga kualitas gabah dari kerusakan.
"Terlebih lagi saat ini puncak panen dibarengi dengan intensitas hujan yang sangat tinggi," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga mengusahakan adanya tambahan dryer atau pengering untuk menambah kapasitas pengeringan dan pengolahan gabah hasil panen petani di wilayah kerja Kancab Kediri, guna membantu proses pengeringan gabah agar maksimal.