Bupati Bojonegoro Pimpin Basmi Tikus
Selasa, 12 Juni 2012 16:20 WIB
Bojonegoro - Bupati Bojonegoro, Jatim, Suyoto, memimpin petani sejumlah desa di Kecamatan Kanor, membasmi tikus di persawahan, Selasa.
"Para petani dalam menanam padi harus serempak dan melakukan pembasmian tikus secara bersama untuk mengurangi serangan tikus," katanya kepada ratusan petani di lokasi pembasmian tikus di persawahan Desa Prigi, Kecamatan Kanor, Selasa.
Suyoto yang didampingi Kepala Dinas Pertanian, Subekti, dan Camat Kanor, Achmad Darmawan, menjelaskan, musuh alami tikus yaitu ular dan kucing, saat ini sudah jauh berkurang.
Namun, menurut dia, pembasmian tikus masih bisa dilakukan dengan berbagai cara di antaranya dengan sistem "emposan", dengan memanfaatkan bahan jerami dan belerang yang dibakar, kemudian asapnya dimasukkan ke dalam lubang tikus.
Sementara itu seorang petani di Desa Prigi, Kecamatan Kanor, Kasidin menjelaskan, serangan hama tikus di daerah setempat tidak hanya menyerang tanaman padi yang siap panen, tapi juga benih tanaman padi di persemaian.
Para petani, lanjutnya, berusaha menghalau serangan tikus dengan cara memasang aliran listrik di sawahnya dan membuat perangkap tikus.
"Dengan perangkap tikus hasilnya tidak optimal, sedangkan dengan listrik berbahaya," katanya menjelaskan.
Secara terpisah Kepala Dinas Pertanian, Subekti, menyebutkan, tanaman padi yang diserang hama tikus sejak Januari hingga sekarang mencapai 965 hektare. Serangan selain di sejumlah desa di Kecamatan Kanor juga di Kecamatan Malo, Kalitidu, Dander dan kecamatan lainnya.
Rinciannya, lanjutnya, tanaman padi dengan serangan hama tikus intensitas ringan seluas 913,5 hektare, sedang 28 hektare dan berat 19 hektare.
"Sejumlah desa di Kecamatan Kanor, Kalitidu dan Malo, memang daerah endemis hama tikus," ujarnya.
Ia menjelaskan, permasalahan yang sering muncul pada tanaman padi, selain serangan hama tikus, juga hama penggerek batang.
Lainnya, lanjutnya, cuaca ekstrem juga mengakibatkan gangguan pada tanaman padi, seperti pada Maret lalu, para petani masih tetap menanam padi karena masih turun hujan, tapi harus menghadapi ancaman kekeringan. (*)