Pemprov Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat apabila mampu menerapkan penguatan ekonomi desa berbasis pangan.
“Desa adalah tulang punggung kedaulatan pangan kita. Jika desa kuat maka negara juga akan kuat,” katanya dalam kick-off Program dan Pelatihan Mitra Klinik BUMDesa Jatim di Surabaya, Kamis.
Penguatan ekonomi desa berbasis pangan oleh BUMDesa dapat membantu pemerintah dalam memastikan bahwa pangan yang tersedia cukup dan mudah diakses oleh masyarakat dengan harga yang wajar.
Oleh sebab itu, Khofifah menuturkan pemerintah daerah setempat perlu memastikan bahwa BUMDesa memiliki kapasitas yang mumpuni untuk menjadi penggerak utama dalam produksi dan distribusi pangan yang berkualitas
“BUMDesa bisa menjadi solusi untuk mendistribusikan bahan pangan dengan harga yang lebih stabil," ujarnya.
Untuk mewujudkannya, BUMDesa perlu menjalin kemitraan dengan berbagai pihak termasuk dunia usaha dan akademisi guna memperkuat ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menghadirkan inovasi dalam pengelolaan pangan serta mempercepat pengembangan ekonomi berbasis desa.
Optimalisasi BUMDesa nantinya juga dinilai akan mampu mendukung program Desa Berdaya menuju Desa Mandiri yang telah membuahkan hasil yakni kini Jatim memiliki jumlah desa Mandiri tertinggi secara nasional yaitu sebanyak 4.019 desa.
Untuk program pemberdayaan usaha desa 2025-2029, Khofifah menambahkan, Jawa Timur memfokuskan sembilan aspek di antaranya BUMDesa Sigap, Jatim Fast, Klinik BUMDesa, Pendampingan Kewirausahaan Desa (Pandawa), Jatim Puspa Plus, Desa Berdaya, Sinando Jatim Festa dan yang terakhir Pakai.
Berdasarkan data Desa Center Jawa Timur per 31 Desember 2024, sebanyak 6.756 BUMDesa telah terbentuk serta 11.251 unit usaha BUMDesa diseluruh daerah di Jawa Timur dengan BUMDesa Bersama (Bumdesma) di Jatim yang sudah berbadan hukum berjumlah 413 Bumdesma.
Pemprov Jatim sendiri memberikan dukungan bagi BUMDesa sektor ketahanan pangan yang meliputi akses permodalan, bantuan alat dan teknologi pertanian, serta pembinaan berkelanjutan.
Pemprov Jatim sejak 2020-2025 telah memberikan stimulan usaha kepada 940 BUMDesa senilai Rp78,96 miliar serta kepada 538 Desa Mandiri sejak 2021-2025 dengan stimulus sebesar Rp53,8 miliar.