DPRD Surabaya Sesalkan Kematian Suporter Sepak Bola
Senin, 4 Juni 2012 15:10 WIB
Surabaya - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya menyesalkan insiden kericuhan hingga mengakibatkan kematian seorang suporter sepak bola usai laga Persebaya melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora 10 Nopember, Minggu (3/5) sore.
"Kami sangat menyesalkan hingga terjadi insiden kematian seorang pendukung Persebaya. Semoga tidak ada lagi kejadian serupa," ujar Wakil Ketua DPRD Surabaya, Akhmad Suyanto, Senin.
Legislator asal Partai Keadilan Sejahtera tersebut kebetulan pada pertandingan hadir langsung ke stadion dan menjadi saksi kericuhan antara suporter melawan aparat kepolisian. Ia bahkan sempat terkena imbas dari gas air mata yang ditembakkan polisi.
"Padahal posisi saya tidak berada di tribun yang dilontarkan tembakan gas air mata. Tapi asapnya sangat pedih dan harus mencari tempat aman," tukasnya.
Menurut dia, kericuhan pascapertandingan memang kerap terjadi. Namun pihaknya mengatakan, akan lebih baik kalau semua pihak menahan diri dan tidak mengedepankan emosi.
"Harus ada yang mengalah dan tidak boleh ada yang berlebihan. Semua harus bisa menahan diri. Kalau sudah kejadian seperti ini bagaimana?," paparnya.
Disinggung apakah DPRD Surabaya akan bereaksi melihat kejadian ini? Suyanto mengaku tidak ingin gegabah, namun akan tetap mengawasi serta memberikan stabilitas kepada masyarakat.
"Semuanya harus ada evaluasi. Kami berharap ini yang terakhir, tidak hanya di Surabaya, tetapi di seluruh Indonesia. Kami merindukan sepak bola yang damai dan tidak ada perseteruan," kata dia.
Seperti diberitakan, kericuhan suporter dengan aparat keamanan terjadi pada Minggu (3/6), usai pertandingan lanjutan Liga Primer Indonesia antara Persebaya melawan Persija Jakarta. Skor akhir dalam pertandingan tersebut sama kuat, 3-3.
Suasana panas mulai terasa saat bubaran pertandingan. Penonton dari tribun ekonomi sisi selatan terlibat adu mulut dengan aparat. Hujan botol plastik air mineral terjadi. Polisi bersikap dan melepas tembakan gas air mata ke arah tribun.
Dalam kejadian tersebut, Purwo Adi Utomo, siswa Kelas III SMK Negeri 5 Surabaya, kehabisan oksigen setelah diduga terinjak-injak di tribun karena menyelematkan diri dari tembakan gas air mata. (*)