Surabaya (ANTARA) - Penyelenggaraan turnamen sepak bola putri MilkLife Soccer Challenge (MLSC) 2025 di Surabaya mencatat rekor peningkatan jumlah peserta, dengan 1.633 anak berpartisipasi atau naik 10,6 persen dari 1.476 peserta pada tahun sebelumnya
Program Director MLSC Teddy Tjahjono menyebut pencapaian tersebut sebagai sinyal positif bagi perkembangan sepak bola putri di Indonesia.
"Ini pertanda baik untuk perkembangan sepak bola putri di Indonesia, mengingat kemampuan adik-adik peserta juga semakin baik," kata Teddy saat ditemui disela kegiatan, di Lapangan Bogowonto Surabaya, Sabtu.
Teddy menjelaskan, MLSC 2025 juga menghadirkan inovasi baru dengan menambahkan kelompok umur (KU) 8 melalui program bertajuk "Festival Seneng Soccer".
Program tersebut, kata dia, bertujuan mengenalkan sepak bola kepada anak-anak usia delapan tahun melalui gerakan dasar seperti sprint, dribbling, passing dan kontrol bola.
"Festival Seneng Soccer di KU-8 adalah upaya pengenalan dini sepak bola. Kami berharap saat mereka masuk KU-10, mereka sudah terbiasa dan siap secara kemampuan," ucapnya.
Ia juga optimistis MLSC akan menjadi wadah konsisten bagi anak-anak untuk mengasah kemampuan dalam hal dasar-dasar sepak bola.
"Dengan wadah yang terus kami sediakan setiap tahunnya, proses regenerasi sepak bola putri dapat dipersiapkan sejak dini," katanya.
Sementara itu, asisten pelatih MLSC Asep Sunarya mengungkapkan jika "Festival Seneng Soccer" bertujuan mempersiapkan anak-anak sebelum mengikuti turnamen usia 10 tahun.
Adapun yang diperkenalkan kepada para peserta, kata dia, pada dasar-dasar teknik sepak bola melalui berbagai rintangan seperti sprint, zig-zag, lemparan ke dalam, hingga shooting.
"Festival ini mengukur kesiapan anak-anak agar saat turnamen 7 lawan 7 di usia 10 tahun, mereka sudah tidak kaget dan lebih siap," kata Asep.
Asep juga menyoroti perkembangan signifikan pada kemampuan teknis peserta dari tahun ke tahun.
"Perkembangan teknis anak-anak sangat bagus. Hal ini tidak terlepas dari dukungan guru olahraga, kepala sekolah dan orang tua yang antusias," ujarnya.
Lebih lanjut, Asep mengatakan meningkatnya popularitas sepak bola putri, termasuk seringnya siaran pertandingan Timnas Putri Indonesia, turut menjadi motivasi bagi peserta.
"Banyak anak-anak sekarang mengidolakan pemain Timnas seperti Claudia (Claudia Scheunemann), dan itu sangat memotivasi mereka," kata dia.
Tak hanya itu, lanjutnya, tahun ini MLSC juga menambah dua kota penyelenggaraan, yakni Bekasi dan Malang, yang diharapkan dapat mempercepat perkembangan sepak bola putri di Indonesia secara menyeluruh.
"Semoga dengan adanya tambahan penyelenggaraan MLSC di beberapa kota di ini, semakin mempercepat perkembangan sepak bola, khususnya untuk putri," tuturnya.