Kediri - Keterbatasan infrastruktur jaringan telekomunikasi dan internet di daerah menjadi salah satu kendala dalam program pengembangan koperasi modern yang dilakukan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) di wilayah Jawa Timur. General Manager Divisi Business Service Telkom Area Jawa Timur, Firdaus Roeswandi, di Kediri, Selasa, mengatakan, pada tahun ini ditargetkan sebanyak 1.000 koperasi di wilayah Jatim sudah tergabung dalam program Koperasi Modern Indonesia (KIM), yang bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. "Jaringan internet di daerah memang jadi salah satu kendala, karena infrastrukturnya terbatas atau bahkan belum dibangun. Tapi, itu bisa diatasi dengan jaringan mobile dari produk Telkom lainnya, seperti Telkomsel Flash atau FlexiNet," katanya usai penandatanganan nota kerja sama program KIM. Dalam acara yang berlangsung di tempat peristirahatan kawasan wisata Gunung Kelud, Desa Sugih Waras, Kecamatan Ngancar, Kediri itu, sebanyak 450 nota kesepahaman ditandatangani koperasi wanita dan umum di Kabupaten Kediri dan perwakilan dari 38 kabupaten/kota dengan Telkom. Selanjutnya pada Rabu (30/5), penandatanganan kerja sama serupa akan dilakukan Telkom dengan 100 koperasi di Kota Kediri, sehingga total ada 550 nota kesepahaman program KIM. Beberapa waktu sebelumnya, sebanyak 392 koperasi di sejumlah daerah di Jatim telah lebih dulu bergabung dalam program ini dan sebagian di antaranya sudah berjalan. Dalam program ini, Telkom menggandeng Asosiasi Business Development Service Indonesia (ABDSI) sebagai salah satu saluran komunitas untuk mitra pendamping bagi koperasi. "Telkom akan memberikan jaringan internet Speedy serta langganan secara gratis dan aplikasi transaksional untuk pengembangan bisnis koperasi, termasuk manajemen dan pelatihan bagi SDM-nya," ujar Firdaus. Selanjutnya ketika program sudah berjalan, Telkom akan mendapatkan pembagian fee sebesar 20 persen dari pendapatan bisnis transaksional lewat internet, sedang 80 persen lainnya untuk koperasi dan mitra pendamping. Pada tahap awal, Telkom memberikan paket bundel tiga layanan, yaitu aplikasi e-Koperasi, financial channel dan Delima (transaksi pengiriman uang elektronik). Asisten Deputi Menteri Koperasi dan UKM bidang Lembaga Pengembangan Bisnis, Achmad Zabadi, mengatakan, hingga tahun 2014, sebanyak 100 ribu dari total sekitar 187 ribuan koperasi yang ada saat ini sudah menjadi koperasi modern berbasis IT. "Koperasi yang menjadi sasaran program ini yang skala usahanya kecil dan menengah, sehingga nantinya diharapkan bisa lebih berkembang," katanya. Ketua ABDSI Zaenal Arifin menambahkan, kelemahan koperasi selama ini memang pada implementasi teknologi informasi dan diversifikasi usaha yang dikelola. "Memang tidak mudah mengubah budaya itu, tapi dengan dukungan semua pihak, kami optimistis bisa," katanya. Ia juga optimistis dari 29 ribu lebih koperasi yang beroperasi di Jatim, sekitar 10 ribu di antaranya sudah menjadi koperasi modern pada 2014. (*) keterangan foto: Achmad Zabadi (dua dari kiri) didampingi Firdaus Roeswandi (kiri) saat meninjau stan pameran koperasi.
Berita Terkait
Finnet siagakan layanan pembayaran digital selama libur Nataru
19 Desember 2025 20:56
KPK sidik dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di Telkom Group
21 Mei 2024 17:31
Selama Ramadhan, Telkom Indonesia prediksi trafik telekomunikasi naik 10 persen
23 Maret 2024 22:09
IndiHome jalin kerja sama dengan MNC Group
25 Desember 2021 13:36
Telkom menyebut Indihome dan Telkomsel lambat karena kendala kabel laut
20 September 2021 11:33
Telkom Group Jamin Layanan Komunikasi Saat Tahun Baru 2018
27 Desember 2017 21:34
MDMedia Permudah Pengusaha dengan Yellow Pages Surabaya
8 Januari 2015 18:33
Telkom Group Raih Penghargaan ICT Award 2013
19 Juli 2013 20:35
