Jakarta - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyayangkan keterlibatan oknum Badan Intelijen Strategis (Bais) Serma berinisial "S" dalam kasus "mengimpor" 1,5 juta ekstasi dari China yang telah diungkap oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). "Kita prihatin. Tetapi, bila ada prajurit yang melakukan pelanggaran harus ditindak sesuai dengan peraturan UU yang berlaku, dan pasti akan kita lakukan penindakan sesuai dengan hukum yang berlaku di lingkungan TNI," kata Panglima TNI usai acara Hari Pasukan Perdamaian Dunia atau "Peacekeepers Day" Ke-64 di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa. Menurut dia, tidak ada keterlibatan oknum TNI berpangkat lebih tinggi, namun itu hanya melibatkan Serma S secara priibadi saja. "Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi atau atasannya. Sepenuhnya murni dilakukan oknum tersebut atas nama pribadi," kata Panglima TNI, menegaskan. Terkait pemalsuan surat kepabaenannya, kata Agus, oleh karena itu juga akan menjadi hal yang memberatkan dalam proses hukumnya nanti. TNI cari Bos besar Di tempat yang sama, Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, TNI akan menelusuri kasus keterlibatan apakah ada oknum lainnya yang ikut terlibat atau ada "big boss" (bos besar)- nya. "Ke depan akan kita kembangkan lagi. Ini sudah sejauh mana keterlibatannya atau ada 'big boss' lagi di atasnya," tukasnya. Iskandar mengatakan dalam melakukan aksi penyelundupannya, Serma S sejauh ini diketahui bekerja sendiri. Setelah dicek ke koperasi tempat ia bekerja, tidak ada satu alamat surat yang benar yang ditujukan ke Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. "Jadi pada saat kemarin yang diikuti oleh BNN itu, semua alamatnya ke utara, tidak ada ke Bais TNI, di mana kita ketahui Bais TNI itu berada di Kalibata," jelasnya. Menurut Iskandar, Serma S telah menyalahgunakan kewenangannya, bahkan tidak ada instruksi ke koperasi apapun terkait penyelundupan ekstasi itu.(*)
Berita Terkait
ANTARA raih dua penghargaan Sutami Awards 2025 dari Kementerian PU
2 Desember 2025 08:40
Direktur ANTARA: Literasi SDM unggul jawab tantangan Indonesia Emas 2045
29 November 2025 19:10
ANTARA Banten gelar edukasi digital hingga berbagi sembako ke ojol
28 November 2025 12:50
LKBN ANTARA salurkan bantuan untuk warga terdampak longsor di Jateng
27 November 2025 22:39
Kolaborasi TVRI-RRI-ANTARA mendorong ekonomi kerakyatan
27 November 2025 16:22
Direktur ANTARA ajak lulusan IPB hadapi tantangan dunia kerja baru
26 November 2025 16:28
Komisi VII DPR undang TVRI, RRI dan ANTARA bahas pemberdayaan UMKM
24 November 2025 10:23
KAI cek kesiapan kereta antara Stasiun Madiun-Jombang
23 November 2025 20:04
