Surabaya (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur Jairi Irawan menegaskan bahwa sekolah memiliki peran strategis dalam menekan fenomena kekerasan, baik fisik, verbal, maupun seksual yang semakin marak terjadi di masyarakat khususnya anak muda.
"Berharap lingkungan sekolah dapat menjadi ruang yang aman bagi siswa, terutama mengingat kasus kekerasan seksual yang angkanya cukup tinggi," kata Jairi usai sarasehan pendidikan di SMK Dr Soetomo, Surabaya, Kamis.
Jairi menekankan bahwa sekolah memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter siswa karena mereka menghabiskan sepertiga waktunya di sekolah sehingga berinteraksi dari pagi hingga sore hari.
Oleh karena itu, sekolah harus proaktif dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dan aman bagi seluruh peserta didik.
"Peran guru Bimbingan Konseling (BK) sangat penting dalam memahami karakter dan kebutuhan anak-anak. Mereka harus selalu memperbarui wawasan dan keterampilan agar bisa menghadapi siswa dengan pendekatan yang relevan sesuai perkembangan zaman," ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran sekolah dalam menjembatani kesenjangan antar-generasi (generasi gap) di kalangan peserta didik yang bisa menjadi pemicu kekerasan.
"Selain itu, media sosial turut memperparah fenomena ini dengan semakin beragamnya bentuk kekerasan," ujar anggota Fraksi Golkar DPRD Jatim ini.
Menurutnya, perbedaan antara Gen Alpha, Gen Z, milenial, hingga baby boomer harus dijembatani dengan metode yang lebih efektif, seperti diskusi informal atau nyangkruk dalam budaya Surabaya, bukan hanya melalui seminar yang bersifat formal.
"Setiap generasi punya ciri khas sendiri, sehingga perlu ada pendekatan yang sesuai agar kesenjangan bisa diperkecil dan kekerasan diminimalisir," katanya.
Di tempat yang sama Wakil Kepala SMK Dr Soetomo bidang kurikulum, Akhmad Soleh mengapresiasi sarasehan ini dan berharap bisa memberikan masukan untuk bisa diterapkan pada siswa.
"Mudah-mudahan kami bisa mengimplementasikan pada siswa kami terutama mencegah kekerasan di sekolah," tuturnya.
Menurutnya, di SMK ini pihaknya sering memberikan pembekalan berupa sosialisasi terkait pencegahan kekerasan hingga sosialisasi anti narkoba.
"Awal ajaran kita undang kepolisian dan BNN (Badan Narkotika Nasional) untuk memberikan sosialisasi ke siswa. Ada mata pelajaran Bimbingan dan Konseling (BK) 1 jam pelajaran untuk memberikan motivasi dan lainnya. Kami juga ada tata tertib anti kekerasan," tutur Soleh.