Madura Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur melakukan program terintegratif dan melibatkan semua pemangku kepentingan sebagai upaya untuk mendukung program swasembada pangan yang nasional.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, pemkab bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Sumenep memiliki visi, misi dan persepsi yang sama, dan gerakan yang sama dalam meningkatkan produksi hasil pertanian.
"Intinya, bahwa program ketahanan pangan untuk mempercepat mewujudkannya, harus melibatkan TNI dan Polri dengan membangun sinergisitas agar pelaksanaan program swasembada pangan bisa sukses di Kabupaten Sumenep,” katanya saat Panen Raya Jagung, di Desa Guluk-guluk Kecamatan Guluk-guluk, Jumat.
Pemerintah daerah mendukung swasembada pangan nasional berupaya hasil panen petani pada 2025 bertambah dari tahun sebelumnya, karena program swasembada itu tujuannya agar Indonesia tidak lagi melakukan impor jagung, padi, dan beras, sehingga bisa menjaga stabilitas harganya.
Salah satu yang dilakukan bersama-sama dengan berbagai pihak sebagai atensi bersama, yakni terkait dengan ketersediaan pupuk bersubsidi, supaya para petani tidak kesulitan untuk mendapatkan pupuk itu.
“Kami mengajak seluruh pihak mengantisipasi dan menjaga penyalahgunaan pupuk bersubsidi oleh pihak tertentu, dalam rangka mempercepat swasembada pangan nasional,” kata bupati.
Pada acara panen raya itu, Bupati Achmad Fauzi melepas hasil panen perdana sebanyak 24 ton ke PT. Charoen Pokphand Indonesia.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep Chainur Rasyid menyatakan, luas tanam di Kecamatan Guluk-guluk baku tegal 3.000.008 hektar sudah terealisasi 2.000.190 hektar. Sedangkan luas baku sawah sekitar 2.900 hektar terealisasi 1.900 hektar.
"Kami melalui berbagai upaya, bertekad untuk Kabupaten Sumenep mencapai target luas tanam, di antaranya padi 25 ribu hektare dan luas tanam jagung 113 hektare," katanya.