Bojonegoro (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro melakukan identifikasi terhadap ratusan ekor sapi yang diduga terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan mengirimkan sampel lendir yang diambil dengan menggunakan metode swab, ke Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya.
"Sapi yang terjangkit gejala PMK sebanyak 238 ekor, data tanggal 1 sampai 11 Januari 2025," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakan Kabupaten Bojonegoro, Drh. Lutfi Nurrahman, di Bojonegoro, Jawa Timur, Senin.
Disampaikan Lutfi, jumlah sapi yang diduga terjangkit gejala PMK tersebar di 28 kecamatan. Untuk memastikan apakah hewan ternak tersebut terjangkit PMK, pihaknya mengirimkan sampel ke Pusvetma Surabaya.
"Ada 10 sampel yang dikirimkan ke Pusvetma dan masih menunggu hasilnya, karena antre se-Jawa Timur," jelasnya.
Dalam upaya untuk menangani persoalan PMK di Bojonegoro, dinas terkait melakukan penyemprotan desinfektan ke pasar hewan dan kandang ternak.
Ia menjelaskan, gejala PMK yang muncul pada hewan ternak diantaranya adalah peningkatan air liur (hipersalivasi), liur kental, muntah-muntah, luka di hidung, sariawan, kaki pincang dan nafsu makan ternak menurun.
"Apabila menemukan gejala tersebut, peternak segera melapor ke mantri ternak yang ada di kecamatan," terang Lutfi.
Ia mengimbau, jika para peternak mendapati hewan ternak yang mengalami gejala PMK, yang perlu dilakukan segera adalah memisahkan ternak tersebut dengan ternak yang lain. Selain itu juga memberi minuman yang hangat dan makanan yang lunak.
"Memberikan minuman yang sifatnya asam seperti jeruk, bermanfaat bagi sapi untuk mencegah PMK," katanya.
Disnakan Bojonegoro identifikasi ratusan sapi diduga terjangkit PMK
Senin, 13 Januari 2025 11:06 WIB

Ilustrasi - Petugas memeriksa sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sugihwaras, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (9/1/2025). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/foc. (.)