Warga Tulungagung Bangun Plengsengan Darurat Antisipasi Longsor
Senin, 30 April 2012 17:10 WIB
Tulungagung - Puluhan personel kepolisian dan TNI dari Kodim 0807 bersama ratusan warga sejak Senin pagi hingga sore terus bekerja keras dan bahu-membahu membuat plengsengan darurat demi mengantisipasi longsor susulan di Desa Boyosari, Kecamatan Pagerwojo.
Camat Pagerwojo Putut Siswo Karyono, mengatakan, pembuatan plengseng atau talud darurat dilakukan di pinggiran tebing Dusun Bantengan yang dinihari tadi sempat longsor karena tergerus air hujan.
Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, kata Putut, longsor susulan dikhawatirkan kembali terjadi lantaran kondisi tebing yang semakin labil seiring munculnya sejumlah rekahan tanah di atas pemukiman warga.
"Sore ini hujan di sebagian besar wilayah Tulungagung kembali turun, kami khawatir jika tidak segera diantisipasi, kembali terjadi longsor susulan dan itu bisa berakibat fatal," ujarnya.
Saat longsor terjadi pada Senin dini hari, Putut menyebutkan sedikitnya tiga rumah penduduk mengalami kerusakan. Ketiga rumah tersebut masing-masing milik Sinto, Muhono, serta Badri.
Kerusakan memang tidak sampai parah, namun pergeseran tanah yang terjadi di daerah tersebut sudah mulai membahayakan keselamatan penduduk. Apalagi, selain ketiga rumah yang sudah rusak diterjang longsor, masih ada beberapa bangunan di bawahnya yang berpotensi ikut terdampak jika longsor kembali terjadi.
"Warga belum bersedia mengungsi. Kami hanya bisa mengimbau agar mereka waspada, terutama jika kembali turun hujan deras yang menyebabkan pergerakan tanah lanjutan," ujarnya.
Pihak pemerintah daerah sendiri tidak tinggal diam. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sejumlah bantuan logistik dikerahkan selama kerja bakti berlangsung.
Selain itu, beberapa tenaga teknis dari lintassektoral juga dikerahkan untuk mengevaluasi sejumlah titik rawan longsor di sekitar Kecamatan Pagerwojo dan Sendang.
Dua kecamatan yang berada di kaki gugusan Gunung Wilis ini memang memiliki potensi longsor paling tinggi dibanding daerah-daerah lain di kota yang terkenal dengan produksi batu marmernya tersebut. (*)