Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Paterman 1 Modung Kabupaten Bangkalan, Selasa.
"Alhamdulillah ya nak kalau biasanya makan siang di rumah, sekarang makan siangnya di sekolah bareng-bareng teman-teman," kata Khofifah menyapa para siswa di SDN Paterman 1 Modung yang tengah menikmati MBG.
Khofifah juga meninjau langsung proses penyiapan makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Pondok Pesantren Al Anwar Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan.
Di dapur ini, disiapkan MBG untuk 3.595 porsi untuk 57 satuan pendidikan mulai jenjang PAUD, TK, SD, SMP dan SMA yang tersebar di tujuh desa di Kabupaten Bangkalan.
Di sini, Khofifah melihat langsung bagaimana makanan dimasak dan disiapkan di kotak-kotak stainless steel yang telah tersedia. Untuk implementasi program MBG di hari kedua ini, menu yang disediakan adalah nasi putih, sayur asem, telur dadar, kering tempe dan juga buah jeruk serta satu kotak susu.
"Jadi di Jatim ada 22 SPPG atau dapur sehat yang mendapatkan kepercayaan menyiapkan program MBG. Dari 22 salah satunya di Bangkalan, ada di pesantren Al Anwar. Ini satu-satunya titik di Madura," kata Khofifah.
Baca juga: PP Muslimat NU selesaikan rangkaian bedah buku KHM Hasyim Asy'ari
Dikatakan Ketua Umum PP Muslimat NU itu, program MBG menjadi prioritas peninjauannya, karena ini program strategis bagi anak-anak bangsa ke depan. Dengan harapan, ketika suplai gizinya bagus, maka bisa menjadi sarana menghindari terjadinya malnutrisi.
"Kami berharap ada peningkatan IQ yang signifikan dari program MBG ini. Karena kita bisa lihat sendiri sekolah ini relatif di desa untuk Bangkalan, tapi saya menyaksikan sendiri dapur sehatnya dipandu oleh tiga konsultan termasuk ahli gizi, insyaa Allah makanan yang disajikan semua sehat dan bergizi,” ujarnya.
Diyakininya, program ini menjadi starting point untuk peningkatan kualitas generasi bangsa ke depan. Terutama peningkatan standar IQ atau kecerdasan para siswa.
Termasuk di pesantren yang banyak menguatkan kecerdasan spiritual atau SQ, dengan adanya program MBG maka akan memberseiringi kecerdasan spiritual generasi bangsa.
"Tadi saya sampaikan saat sambutan, saya berkesempatan diskusi dengan Bapak Prabowo sebelum di lantik sebagai Presiden. Bahwa ada dapur umum di Baghdad yang memberikan makan bergizi pada masyarakat tak mampu dan sudah berjalan 900 tahun," ujar Khofifah.
Program itu dilakukan dua kali sehari setiap pagi pukul 10.00 dan pukul 17.00 sore. Dapur ini membagikan makanan porsi keluarga untuk masyarakat dhuafa dan fuqoro. Itu adalah dapur umum inisiasi Syekh Abdul Qadir Jailani r.a.
"Ternyata ini menjadi salah satu refrensi dari Bapak Presiden Prabowo. Beliau sudah meninjau langsung ke dapur umum di Bagdad tersebut. Itu artinya ada referensi religiusitas selain referensi higenitas dan refrensi kesehatan bagi anak-anak bangsa. Beliau juga memiliki referensi keteladanan dari sosok Syekh Abdul Qadir Jailani, r.a," katanya.
Sementara itu Penanggung Jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Yayasan Pondok Pesantren Al Anwar Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, K.H. Muchlis Muhsin menyampaikan peluncuran program MBG disambut antusias oleh masyarakat Bangkalan.
Pria yang juga Pengasuh Ponpes Al Anwar Modung ini menegaskan program MBG sangat bermanfaat untuk para siswa dan juga santri.
“Dari segi kemanfaatan, para siswa di Bangkalan sangat senang dan antusias dengan program ini. Terlebih karena kami ada di desa, mereka senang karena makanan yang diterima sangat lengkap. Dalam sekali makan mereka mendapatkan nasi, lauk, sayuran, hingga susu dan buah,” ujarnya.
Di sisi lain, Ahli gizi SPPG Ponpes Al Anwar Bangkalan Dhimas Adinugroho menyatakan, penyediaan makanan untuk program MBG disesuaikan dengan kebutuhan gizi harian anak per usia, yang dibagi antara pendidikan dasar dan menengah.
“Rata-rata untuk pendidikan dasar per porsi mendapatkan porsi makanan sebesar 400 kcal. Sedangkan untuk jenjang menengah sebesar 680 kcal. Jadi makan siang ini sekitar 25 persen kebutuhan kalori harian,” kata Dhimas.
Untuk menu makanan yang disesuaikan sudah ditentukan oleh Badan Gizi Nasional yang disesuaikan takaran gramasi mulai untuk karbohidrat, protein, hingga serat melalui penyediaan menu sayuran. Selain itu juga ada susu untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien dari kalsiumnya.