Pacitan, Jatim (ANTARA) - Seorang komposer dari Austria, Elizabeth Schimana berkolaborasi dengan kurator seni asal Yogyakarta, Ignatia Nilu, menggagas pertunjukan bertajuk "Gema Tabuhan", sebuah eksperimen musik dengan memanfaatkan studio musik prasejarah yang ada di Goa Tabuhan, Pacitan, Jawa Timur, Minggu.
Goa purba yang berusia jutaan tahun terletak di Dusun Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Pacitan ini memiliki stalaktit dan stalagmit yang dapat menghasilkan bunyi menyerupai gamelan.
Keunikan dari goa ini menjadikan goa ini berbeda dari yang lain, dan kemudian dikenal dengan sebutan Goa Tabuhan karena bunyi-bunyian yang dihasilkan sehingga mirip studio musik dari zaman prasejarah.
"Goa Tabuhan ini sangat istimewa. Akustiknya menciptakan bunyi-bunyian yang membawa kita seolah-olah kembali ke masa pra-sejarah," kata Ignatia Nilu dalam konferensi pers sebelum acara.
Nilu menjelaskan eksplorasi dilakukan dengan pendekatan multidisiplin, mulai dari kajian akustik, komposisi batuan, hingga sejarah budaya lokal.
Elizabeth, yang dikenal dengan karya-karya seni lintas budaya, menyebut pertunjukan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap cagar budaya.
“Goa Tabuhan adalah situs unik yang mungkin saja menjadi ‘studio musik’ pada zaman batu. Melalui Gema Tabuhan, saya ingin menunjukkan betapa pentingnya menjaga situs ini agar tidak rusak oleh waktu," jelasnya.
Dalam penyelenggaraannya, panitia memastikan kegiatan tidak berdampak negatif terhadap kondisi fisik goa.
Penataan pencahayaan dan penggunaan sistem suara diatur dengan cermat, sementara jumlah penonton dibatasi untuk menjaga kelestarian ekosistem di dalamnya.
Kepala Dinas Pariwisata Pacitan, Juwito, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini.
"Goa Tabuhan adalah salah satu aset budaya dan wisata Pacitan yang tak ternilai. Dengan kegiatan seperti ini, kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya melindungi warisan ini,” ujarnya.
Sejarawan lokal, Dedi Kurniawan, juga menekankan bahwa Goa Tabuhan berpotensi masuk dalam daftar cagar budaya dunia jika dikelola dengan baik.
"Goa ini bukan hanya objek wisata, tetapi juga memiliki nilai sejarah tinggi. Penemuan arkeologi di sekitar kawasan ini menunjukkan bahwa peradaban masa lampau mungkin telah menggunakan bunyi-bunyian dari goa ini dalam ritual mereka," ungkapnya.
Gema Tabuhan menyajikan eksplorasi bunyi berbasis akustik alami goa, dipadukan dengan pencahayaan artistik yang menciptakan pengalaman audiovisual memukau.
Elizabeth dan timnya membuktikan bahwa seni modern dapat berjalan beriringan dengan pelestarian budaya.