Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap perayaan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Jumat (23/3) berlangsung aman dan damai tanpa ada gangguan apapun. "Kita tentu berharap perayaan hari besar agama apapun, termasuk Nyepi yang akan dirayakan umat Hindu, bisa berlangsung aman, damai, dan tidak ada pihak yang menodainya," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa. PBNU juga berharap semua pihak turut menjaga suasana di Hari Raya Nyepi agar tetap kondusif. Sementara aparat keamanan diharapkan mewaspadai hal-hal yang mungkin mengganggu perayaan hari raya itu. Namun demikian, mengingat Nyepi yang akan datang jatuh di hari Jumat, sementara umat Islam memiliki kewajiban melaksanakan shalat Jumat, PBNU berharap umat Hindu, khususnya di Bali, memberi kesempatan bagi umat Islam menjalankan ibadah tersebut. "Saya harap toleransi dikedepankan, bisa saling menghargai antarumat beragama," kata Said. Apalagi, lanjutnya, pelaksanaan shalat Jumat tidak memakan waktu lama, paling lama dua jam. Sebaliknya, umat Islam di Bali pun diharapkan menyesuaikan diri dengan tidak menggunakan pengeras suara saat pelaksanaan shalat Jumat. "Kalaupun dibutuhkan pengeras suara cukup di dalam masjid, tetapi lebih baik tidak menggunakan pengeras suara," kata Said Aqil. Perayaan Nyepi di Bali memang memiliki keunikan tersendiri, salah satunya diwajibkannya seluruh masyarakat yang tinggal untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Bahkan fasilitas listrik juga dilakukan pemadaman 1 x 24 jam, terkecuali di tempat-tempat tertentu, seperti rumah sakit. (*)
PBNU Berharap Perayaan Nyepi Berlangsung Damai
Selasa, 20 Maret 2012 16:20 WIB