Siswa Bondowoso Modifikasi Masakan Asing Rasa Lokal
Selasa, 21 Februari 2012 11:25 WIB
Bondowoso - Siswa jurusan tata boga SMKN 2 Bondowoso, Jatim, memodifikasi masakan asing, seperti dari Jepang dan Malaysia menjadi makanan dengan bahan dan rasa lokal.
Sejumlah siswa kelas III yang mengikuti uji kompetensi di Bondowoso, Selasa, antara lain memodifikasi masakan sushi dari Jepang, nasi krabu hitam dari Malaysia dan kebuli dari Arab.
"Anak-anak mengganti isi sushi yang biasanya ikan salmon atau tuna mentah dengan apokat, sosis kepiting dan wortel yang semuanya sudah matang. Kemudian ada campuran udang goreng juga," kata Hery Susanto, penguji dari Lembaga Sertifikasi Pariwisata (LSP) Jatim.
Hery yang diundang oleh SMKN 2 Bondowoso untuk menilai hasil karya para siswa yang akan lulus itu mengemukakan bahwa para siswa itu juga mengubah nasi krabu hitam Malaysia yang biasanya menggunakan rempah-rempah menyengat dengan rasa ala Indonesia.
"Nasinya berwarna ungu yang diambil dari bunga ungu, kemudian ada solok lada atau di Indonesia dikenal dengan pepes yang dibungkus lombok merah. Isinya pepes tempe," kata Ayu Kusuma, siswa peserta uji kompetensi yang pernah praktik di sebuah restoran di Malaysia.
Selain itu, kebuli Arab yang biasanya dilengkapi dengan daging kambing, oleh para siswa dimodifikasi dengan tengiri goreng yang dibentuk bola-bola ditambah dengan udang.
Hery yang juga dosen di "Surabaya Hotel School" (SHS) mengemukakan bahwa hasil kreativitas para siswa SMKN 2 Bondowoso ini sangat bagus dan ternyata tidak kalah dengan siswa di kota-kota besar.
"Mereka lebih tertantang kreativitasnya karena keterbatasan, terutama bahan baku. Kalau di kota besar, butuh apa sudah tersedia. Kalau di sini kadang harus nyari ke Jember atau menggunakan bahan lain yang serupa," katanya.
Ia mengaku gembira karena anak-anak SMKN 2 Bondowoso aktif mengikuti perkembangan dunia kuliner lewat dunia maya. Dengan demikian, hasil kreasi mereka tidak ketinggalan.
Sementara Kepala SMKN 2 Bondowoso Drs Lanang Lanang Suprihadi MPd mengemukakan bahwa uji kompetensi merupakan salah satu syarat kelulusan bagi siswa. Saat ini siswa di sekolah tersebut tersebar di jurusan akomodasi perhotelan, jasa boga, kecantikan kulit dan busana.
"Pengujinya kami undang dari luar juga, termasuk yang boga dari dosen SHS sehingga penilaiannya objektif. Kami berharap dengan melibatkan penguji luar ini karya para siswa betul-betul berkualitas," katanya.
Selain praktik memasak, pada uji kompetensi itu juga diperagakan busana karya siswa yang disaksikan para orang tua, siswa dan perwakilan siswa dari sekolah lain. (*)