Banda Aceh (ANTARA) - Kontingen Jatim memborong enam medali emas dari sejumlah nomor pertandingan selam kolam atau finswimming ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara hingga hari kedua perlombaan yang berlangsung di Kolam Tirta Raya, Banda Aceh.
Ketua Pengurus Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jawa Timur Mirza Muttaqien di Banda Aceh, Kamis, mengatakan dari enam nomor yang mendulang emas tersebut, lima nomor di antaranya berhasil memecahkan rekor, baik rekor atas diri atlet sendiri maupun rekor yang sebelumnya ciptakan orang lain.
“Yang membahagiakan bagi Jawa Timur adalah dari enam medali emas yang didapatkan tersebut, lima di antaranya adalah pecah rekor,” kata Mirza.
Pada hari pertama perlombaan selam kolam Rabu (11/9) kemarin, Jawa Timur meraih emas pada nomor selam 100 meter surface putra atas nama Muhammad Amirullah Al Farizi dengan catatan waktu 36,89 detik.
Jawa Timur kembali memastikan emas pada nomor 100 meter surface putri melalui Janis Rosalita Suprianto yang finis tercepat dengan catatan waktu 40,12 detik. Saat itu, Janis sekaligus memecahkan rekor dirinya sendiri, yaitu rekor nasional dengan catatan waktu 40,35 detik pada 2016 dan rekor PON Jawa Barat dengan catatan waktu 40,35 detik pada 2016.
Selanjutnya, emas Jawa Timur bertambah berkat usaha Andhini Muthia Maulida pada nomor 400 meter surface putri dengan catatan waktu 3 menit 26,17 detik. Ia juga memecahkan rekor nasional milik Oza Feby Mulyani dengan catatan waktu 3 menit 28,06 detik pada 2021 dan rekor PON Papua 2021 miliki Vania Elvira Elent Rahmadadi dengan catatan waktu 3 menit 29,07 detik.
Sementara di hari kedua, Jawa Timur menambah perolehan emas dari Wahyu Anggoro Tamtomo pada nomor 50 meter surface putra dengan catatan waktu 15,21 detik dan juga memecahkan dua rekor 50 meter surface putra atas namanya sendiri.
Wahyu menajamkan rekor nasional yang sebelumnya ia bukukan pada 2023 dengan catatan waktu 15,50 detik dan rekor PON yang ia raih dalam PON XX Papua 2021 dengan catatan waktu 15,77 detik.
Selanjutnya emas diraih Janis Rosalita Suprianto pada 50 meter surface putri dengan catatan waktu 17,86 detik, yang sekaligus juga memecahkan rekor nasional selam 50 meter surface putri atas dirinya sendiri yang pernah diciptakan saat SEA Games Kamboja pada 2023 dengan catatan waktu 17,89 detik. Janis juga memecahkan rekor PON selam 50 meter surface putri yang diciptakan Angeline Soegiarto dengan catatan waktu 19,54 detik pada PON Papua 2021.
Emas keenam diraih Jawa Timur melalui Muhammad Amirullah Al Farizi pada nomor 200 meter surface putra yang mengakhiri babak final dengan catatan waktu tercepat yakni 1 menit 24,56 detik.
Catatan waktu Amirullah pada nomor itu memecahkan rekor nasional miliki Petrol Apostle Kambey yang pernah diciptakan pada Sea Games Indonesia tahun 2011 dengan catatan waktu 1 menit 24,60 detik, dan juga rekor PON milik Petrol Apostle Kambey yang diciptakan pada PON Jawa Barat 2016 dengan waktu 1 menit 27,85 detik.
“Kami memang komitmen antara atlet dan pelatih itu bagaimana kemudian bisa memperbaiki catatan waktu. Lawan kita adalah diri kita sendiri, sehingga catatan waktu harus diperbaiki. Kalau catatan waktu terus diperbaiki, Insya Allah medali emasnya juga bagian dari proses itu semuanya,” ujar Mirza.
Selain enam medali emas, Jawa Timur juga menambah koleksi dua medali perak dari Enny Susilowati Margono pada 50 meter bifins putri dengan catatan waktu 23,22 detik dan Nafa Amadea pada nomor 200 meter bifins putri dengan catatan 1 menit 53,56 detik.
Kemudian juga mengamankan empat medali perunggu di antaranya diraih Josephine C Suryanto pada nomor 100 meter bifins putri dengan catatan waktu 50,32 detik dan Achmad Fahrezi Anwar pada nomor 100 meter bifins putra dengan waktu 44,10 detik.
Selanjutnya, nomor 50 meter bifins putra diraih Mochammad Farid A Najib dengan catatan waktu 20,34 detik dan nomor 200 meter surface putri yang diraih Andhini Muthia Maulida dengan catatan waktu 1 menit 36,72 detik.(*)
PON XXI - Jatim borong enam emas cabang olahraga selam kolam
Kamis, 12 September 2024 23:19 WIB
Kami memang komitmen antara atlet dan pelatih itu bagaimana kemudian bisa memperbaiki catatan waktu