Surabaya (ANTARA) - Komunitas notaris Jawara Jawa Timur membagikan tips untuk para notaris baru yang sudah berstatus anggota luar biasa (ALB) maupun yang masih fresh graduate agar bisa membuka kantor melalui seminar daring bertema "How to Kick Start? Kantor Notaris Langsung Laris".
Narasumber yang dihadirkan dalam seminar tersebut adalah Ami Raditya, S.H., M.Kn., M Fahri Azmi, S.H., M.Kn., dan Tari Andriani S.H., M.Kn dengan notaris Adhisty Sitaresmi, S.H., M.Kn. dari Surabaya sebagai moderator.
"Semua notaris tahu bahwa membuka kantor itu butuh proses panjang, butuh perjuangan dari nol, itu semua memang tidak mudah. Kami dari Jawara Jatim ingin sharing apa-apa saja yang harus disiapkan sampai akhirnya kita punya kantor yang layak, yang membuat nyaman para klien," kata salah satu co-founder Jawara Jatim, Dr Adam Pramana Putra dalam keterangan di Surabaya, Selasa.
Acara tersebut diikuti 110 peserta. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari Jakarta, Bandung, Malang, serta Surabaya.
Peserta dari luar Pulau Jawa dari Pekanbaru, Riau, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, bahkan Pontianak, Kalimantan Barat.
Kirana AD, salah satu peserta, menyebut banyak mendapat informasi penting seputar kenotariatan dari webinar "How To Kick Start" tersebut.
Alumnus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) itu mengaku punya mimpi untuk membuka kantor notaris di kota asalnya, Semarang.
"Saya ingin dapat insight soal manajemen kantor notaris. Bagaimana sih caranya menata berkas-berkas biar rapi, tidak semrawut sampai caranya dapat klien," katanya.
Dalam paparannya, Ami Raditya mengatakan bahwa membangun kantor tidak hanya sekadar fisiknya, tapi juga reputasinya.
Notaris yang berkedudukan di Gresik itu mengatakan, saat memulai profesi notaris pada 2015 lalu, kantornya sangat kecil dengan hanya ada dua ruangan yang disekat panel semi permanen.
“Yang penting sebenarnya bukan besar atau kecil. Tapi apakah strategis lokasinya sehingga bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat dan lembaga-lembaga yang membutuhkan jasa notaris,” katanya.
Notaris Fahri Azmi mengaku kiprahnya sebagai artis dulu ikut membantunya cepat dikenal sebagai notaris. Sejumlah artis yang menggunakan jasanya membuat Fahri lebih cepat dikenal melalui unggahan mereka di media sosial.
"Notaris harus punya kemampuan komunikasi yang baik. Salah satu caranya dengan membangun personal branding yang baik," kata mantan pemain sinetron Ganteng-Ganteng Serigala itu.
Sementara Tari Andani memaparkan seputar sisi feminisme notaris. Menurutnya, notaris perempuan tak boleh gengsi untuk membuka komunikasi dengan orang lain.
"Notaris perempuan harus berani membuka diri untuk menjalin relasi. Tonjolkan inner beauty, smart, dan aktif ikut berbagai seminar," kata notaris yang pernah bergabung di Lawfirm Hotman Paris tersebut.
Co-founder Jawara Jatim lainnya, Yuyun Renawati mengatakan, setiap notaris/PPAT punya titik awal yang berbeda dalam mengawali kariernya. Sebagian tidak punya privilege yang memadai, ada yang berangkat dari nol bahkan minus.
"Tapi jangan menyerah, bentuklah jejaring yang baik, bahkan komunitas-komunitas kecil di mana kita tergabung bisa menjadi penting untuk kita meniti karier. Misalnya komunitas pengajian, arisan kompleks, komunitas satu hobi atau lembaga-lembaga sosial lokal di mana kita tinggal," ujarnya.
"Intinya jangan pernah mengecilkan value suatu jaringan, tanamkan mindset bahwa siapapun yang kita temui berpotensi menjadi klien masa depan kita. Branding diri kita dengan baik dan berangkatlah dari situ," pesan notaris yang berkedudukan di Mojokerto itu.