Jakarta (ANTARA) - Carlos Alcaraz membawa pengalaman yang tak ternilai harganya dari Olimpiade Paris saat ia bersiap untuk Cincinnati Open, satu tahun setelah pertandingan perebutan gelar juara melawan Novak Djokovic di tempat yang sama.
Pada saat itu Alcaraz kalah dari Djokovic dalam pertandingan melelahkan yang berlangsung selama tiga jam 49 menit.
Namun, kali ini Alcaraz punya lebih banyak pengalaman setelah berpasangan dengan Rafael Nadal di nomor ganda putra, meskipun duet Spanyol itu kalah di perempat final dari peraih medali perak Austin Krajicek dan Rajeev Ram dari Amerika Serikat.
"Itu adalah pengalaman yang luar biasa, berbicara dengan Rafa di luar lapangan, mengenal satu sama lain dengan lebih baik di luar lapangan. Itu adalah pengalaman yang luar biasa, tentu saja, bermain ganda bersama. Itu luar biasa," kata Alcaraz, dikutip dari laman resmi ATP, Selasa.
"Pastinya itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya belajar banyak, berbicara dengannya di lapangan, juga di luar lapangan. Saya pikir kami memainkan tenis dengan baik di nomor ganda, meskipun kami tidak terbiasa bermain ganda."
Baca juga: ATP Montreal: Tsitsipas ingin jadi juara tanpa Djokovic dan Alcaraz
"Agak mengecewakan pada akhirnya, karena kami pikir kami bisa melakukannya dengan lebih baik, namun secara umum, kami senang. Dan tentu saja berbicara tentang diri saya sendiri, saya mencapai impian saya, impian saya menjadi kenyataan, bermain ganda bersama Rafa," ujar petenis berusia 21 tahun itu.
Nadal telah mendapatkan banyak penghargaan dalam kariernya. Petenis berusia 38 tahun itu telah menghabiskan 209 pekan di peringkat 1 ATP Rankings, memenangi 22 gelar major dan 36 trofi ATP Masters 1000.
Alcaraz mengaku mendapat banyak nasihat dari rekan senegaranya itu.
"Bagaimana menghadapi beberapa situasi bermain ganda. Kadang-kadang ketika kami sedang terpuruk, dia ada di sana dengan cara yang positif, berbicara kepada saya seperti, 'Ya, saat ini mereka akan merasakannya dengan tekanan. Kita harus tetap di sana, memasukkan beberapa bola, mencoba membuat mereka mendapat masalah'," kata Alcaraz.
"Beberapa situasi, beberapa hal yang mungkin tidak Anda lihat, atau sulit untuk dilihat, dia melihatnya dengan sangat, sangat jelas dan di luar lapangan, bagaimana mempersiapkan situasi sulit atau pertandingan. Itu adalah kelas master."
Sementara itu, di nomor tunggal Olimpiade Paris, Alcaraz merebut medali perak, kalah dalam dua tie-break dari Djokovic.
Juara Roland Garros dan Wimbledon tahun ini, Alcaraz, ingin belajar dari kekalahan itu untuk terus memenangi turnamen terbesar.
Di Cincinnati, unggulan kedua itu bisa saja menyelesaikan set lengkap gelar American Masters 1000, setelah meraih kemenangan di Indian Wells dan Miami.
"Saya selalu ingin menjadi lebih baik. Saya selalu berpikir bahwa saya bisa melakukannya dengan lebih baik. Jelas sekali, saya mengalami musim panas yang menyenangkan: Roland Garros, Wimbledon, medali perak di Olimpiade. Yang jelas saya menginginkan medali emas," kata Alcaraz.
"Setelah pertandingan, jika saya menang atau kalah, saya ingin menemukan hal-hal buruk yang saya lakukan dalam pertandingan, mencoba menjadi lebih baik, mencoba di pertandingan berikutnya untuk tidak membuat kesalahan yang sama dalam pukulan atau menghadapi beberapa situasi."
"Itulah yang saya lihat di final di Paris, bahwa saya tidak bisa menghadapi situasi sebaik yang saya inginkan, dan itulah yang saya pikirkan setelah pertandingan, hanya untuk menjadi lebih baik, dan mungkin menjadi lebih keras pada diri saya sendiri," ujar Alcaraz.