Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan ada lima subsektor olahan makanan dan minuman (mamin) yakni teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu memiliki potensi besar untuk dikembangkan, mengingat bahan baku yang dimiliki melimpah dan bervariasi.
Baca juga: Kemenperin dorong penguatan jasa industri perkuat manufaktur nasional
Sektor tersebut mampu menyumbang devisa dengan nilai ekspor lebih dari 1 miliar dolar AS pada tahun 2023, dengan 300.287 ton hasil produksi dalam negeri diekspor ke 96 negara.
Selanjutnya untuk subsektor teh, sudah memberikan kontribusi ekspor pada tahun 2023 yang mencapai 37.878 ton atau senilai 74,12 juta dolar AS.
"Industri pengolahan buah memiliki potensi tinggi untuk ditingkatkan lagi ekspornya. Pada tahun 2023 volume ekspor olahan hasil hortikultura mencapai 328 juta ton atau setara 449 juta dolar AS," ujar Menperin.
Lebih lanjut, Menperin menjelaskan untuk industri pengolahan kopi di Indonesia mencapai 426,5 ribu ton pada tahun 2023, dengan 97,3 ribu ton di antaranya diekspor ke berbagai negara. Sehingga hal ini menjadikan Indonesia berada di posisi ke-4 penghasil kopi terbesar di dunia di bawah Brazil.
"Meskipun demikian, variasi kopi Indonesia paling banyak di antara negara-negara lainnya. Ini bisa menjadi modal utama untuk pengembangan produk dari banyaknya varietas kopi," katanya.
Sedangkan untuk industri pengolahan susu dan turunannya seperti yogurt telah berhasil memberikan kontribusi masing-masing sebesar 10,7 juta dolar AS, dan 23,1 juta dolar AS pada 2023, namun Menperin menilai ekspor produk olahan susu tersebut masih bisa ditingkatkan, karena produk ini sedang berkembang di pasar domestik maupun global.