Jakarta (ANTARA) - Novak Djokovic mengatakan dia berharap mendapat lebih banyak kesempatan untuk melawan Rafael Nadal setelah mengalahkan rival lamanya itu di babak kedua Olimpiade, Senin (29/7).
Juara Grand Slam 24 kali itu memenangi 10 dari 11 gim pertama dan mengancam memberikan kekalahan paling berat kepada Nadal pada pertemuan ke-60 mereka, sebelum akhirnya menang 6-1, 6-4.
Setelah kekalahan itu Nadal mengatakan akan memutuskan masa depannya di tenis setelah Olimpiade, di mana dia juga bermain di nomor ganda bersama Carlos Alcaraz.
Namun Djokovic, yang pertama kali menghadapi Nadal saat mereka masih remaja di French Open 2006, mengatakan bahwa ia ingin persaingan tetap berjalan.
"Tidak ada persaingan lain dalam sejarah tenis yang melibatkan 60 pertandingan antara kedua pemain. Jadi saya pikir itu menjadikannya sangat, sangat unik dan sangat istimewa," kata Djokovic, dikutip dari AFP, Selasa.
"Saya hanya berharap demi rivalitas kami dan olahraga secara umum, kami bisa saling berhadapan satu sama lain sekali atau mungkin beberapa kali, di permukaan berbeda, di belahan dunia berbeda, karena menurut saya ini akan memberikan keuntungan bagi olahraga kami."
"Saya tidak tahu bagaimana perasaannya terhadap tubuhnya, apa rencananya, tapi semoga saja kami bisa bermain lebih banyak lagi," ujar petenis Serbia itu.
Baca juga: Olimpiade 2024: Nadal lawan Djokovic pada babak kedua
Djokovic mengatakan hanya waktu yang akan membuktikan apakah pertandingan babak kedua itu akan menjadi kali terakhir dia melawan Nadal.
"Kami tidak tahu itu. Itu sangat bergantung pada banyak faktor berbeda," kata Djokovic.
"Maksud saya, itu tergantung pada apakah kami berdua akan terus maju atau apakah kami akan berpartisipasi dalam turnamen yang sama atau tidak."
"Saya pikir kami berdua ingin bermain di Grand Slam dan turnamen terbesar. Saya tidak tahu. Kami mungkin akan sangat selektif," ujar petenis berusia 37 tahun itu.
Tidak ada "persaudaraan"
Karier mereka akan selamanya terkait erat, namun Djokovic mengelak gagasan "persaudaraan" dengan Nadal namun mengakui rasa hormat dan kekagumannya yang mendalam terhadap petenis Spanyol itu.
"Sulit untuk menjadi dekat dan sejujurnya merupakan rival terhebat, dan Anda mungkin tidak ingin memberikan wawasan tentang hidup Anda atau apa yang Anda rasakan dan hal-hal lain karena hal itu mungkin dapat mengekspos Anda dan hal-hal lain," kata Djokovic.
"Saya rasa itulah salah satu alasan mengapa kami tidak terhubung begitu dekat dan saya rasa pada level itu Anda tidak bisa benar-benar terhubung begitu dekat dengan siapa pun, tapi siapa yang tahu kapan karier kami berdua berakhir."
"Mudah-mudahan panjang umur bagi kami berdua, dan kami berdua adalah orang-orang yang berkeluarga dan semoga kami bisa mengatasi sisi berbeda dari hubungan kami dan merefleksikan hal-hal yang kami lalui bersama, yang kami jalani bersama, momen spesial di jalan yang berbeda," ujar Djokovic.
Kemenangan Djokovic membalas kekalahannya dari Nadal di semifinal Olimpiade 2008, ketika petenis Serbia itu harus puas dengan perunggu pada debutnya.
"Itu adalah pertandingan yang luar biasa, antisipasi dan antusiasme terhadap pertandingan ini sangat besar," kata Djokovic.
"Saya mungkin akan mengatakan bahwa ada lebih banyak ketegangan melawan dia di Olimpiade, hanya karena ada unsur mewakili negara Anda dan menjadi bagian dari Olimpiade, yang sangat jarang terjadi -- hanya terjadi setiap empat tahun sekali."