Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota Maidun, Jawa Timur, mendukung petani di wilayah setempat untuk mengoptimalkan hasil panen atau produktivitas padi di lahan pertanian terbatas dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan lokal.
Pj Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh petani sehingga menghasilkan panen terbaik di masa tanam II tahun ini.
"Panen ini luar biasa karena padi yang ditanam adalah padi unggulan. Sehingga harganya lebih tinggi dari padi biasa di pasaran," ujar Pj Wali Kota Eddy saat panen raya Kelompok Tani Rukun Santoso di Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu.
Menurut dia, terdapat berbagai upaya yang dilakukan untuk mendorong produktivitas petani. Salah satunya dengan penggunaan varietas unggul Inpari 47 seperti dilakukan Kelompok Tani Rukun Santoso Kelurahan Sogaten. Dari total lahan seluas 38 hektare pada masa tanam II tersebut, setiap hektare sawah sukses menghasilkan 7 ton beras.
Upaya intensifikasi lainnya untuk meningkatkan hasil produksi padi adalah penggunaan pupuk yang berimbang, baik pupuk subsidi maupun pupuk organik. Bahkan, Pemkot Madiun menganggarkan rata-rata sekitar Rp2 miliar di tiap tahun untuk tambahan subsidi pupuk.
"Meskipun lahan sempit, tapi setiap panen hasil harus optimal," katanya pula.
Untuk itu, Pj wali kota terus mendorong agar petani dapat menanam padi dengan varietas unggul. Bahkan, memiliki daya tawar lebih tinggi. Misalnya, seperti beras non-pestisida. Sehingga, hal ini bisa meningkatkan daya saing produk pertanian dari Kota Madiun, meski luasan lahan pertanian terbatas.
Adapun di Kota Madiun, luas lahan pertanian saat ini mencapai 890 hektare. Terbesar ada di Kecamatan Kartoharjo mencapai 377 hektare, Manguharjo 291 hektare, dan Taman 216 hektare.
Lebih lanjut, Pj wali kota mengatakan bahwa Pemkot Madiun akan terus mendampingi petani untuk meningkatkan panen. Serta, mendukung dengan berbagai bantuan, termasuk pupuk subsidi, agar petani lebih bersemangat.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun mencatat hasil produksi padi di wilayah setempat rata-rata mencapai sekitar 11.000 ton per tahun di lahan sekitar 800-an hektare tersebut.