Kediri (ANTARA) - Aplikasi Dagangan, yang merupakan startup rural ecommerce mulai merambah pasar di Kabupaten Kediri Jawa Timur, membantu pemilik warung dan toko grosir di wilayah perdesaan untuk mendapatkan akses bahan pokok dengan mudah, murah, dan efisien.
CEO & Co-Founder Dagangan Ryan Manafe dalam rilis yang diterima Jumat mengemukakan, Aplikasi Dagangan ini hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Kabupaten Kediri dengan fokus di masyarakat yang ada di perdesaan.
"Kami fokus pada masyarakat yang berada di perdesaan, dan memperluas jaringan distribusi barang kebutuhan sehari-hari melalui jaringan gudang mikro yang kami bangun di wilayah perdesaan. Kami berharap hadirnya Aplikasi Dagangan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi digital di wilayah Kabupaten Kediri," katanya
Ia menjelaskan, Aplikasi Dagangan menjangkau area Kabupaten Kediri untuk mendistribusikan lebih dari 5.000 produk kebutuhan pokok secara daring via aplikasi dengan harga yang terjangkau. Pemilik warung dan toko grosir menawarkan bebas biaya pengiriman dengan minimal order Rp400.000 setiap pemesanan.
CTO & Co-Founder Dagangan Andhika Estrada menambahkan, terkait dengan kemudahan yang ditawarkan untuk berbelanja melalui Aplikasi Dagangan. Pemilik toko bisa dengan mudah memanfaatkan teknologi untuk belanja.
"Dengan memanfaatkan teknologi yang mudah digunakan, kami memberikan akses dan kemudahan melalui ekosistem digital Dagangan bagi UMKM dan pemilik warung di dalam rangka memberdayakan mereka untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.
Ia menambahkan, dengan Aplikasi Dagangan ini, pemilik warung dapat dengan mudah memenuhi stok kebutuhan warung secara cepat dan terjangkau.
"Pesanan akan kami kirimkan dalam waktu 48 jam setelah pemesanan," kata Estrada.
Kemudian, di wilayah Kabupaten Kediri, Aplikasi Dagangan menjangkau sebanyak 21 kecamatan di antaranya adalah Kecamatan Purwoasri, Pagu, Gurah, Papar, Kayen Kidul, Kunjang, Plemahan, dan sejumlah kecamatan lainnya.
Selain Kabupaten Kediri, aplikasi ini juga telah menjangkau 16 kabupaten lainnya di wilayah Jawa Timur melalui enam jaringan gudang mikro yang berlokasi di Madiun, Ponorogo, Malang, Lamongan, Kediri, Jember, dan akan memperluas daerah jangkauan di Jawa Timur dengan membuka gudang mikro di wilayah perdesaan lainnya.
Selama lebih dari empat tahun, aplikasi ini juga telah memberikan dampak serta mendorong digitalisasi melalui pemberdayaan terhadap lebih 25.000 desa di Pulau Jawa melalui efisiensi distribusi rantai pasok kebutuhan sehari-hari ke lebih dari 100.000 UMKM, termasuk pedagang pasar dan pemilik warung.
Pihaknya menambahkan, aplikasi ini memang startup rural ecommerce yang fokus melayani masyarakat di wilayah tier 3-4 dengan menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari kebutuhan primer hingga kebutuhan harian lainnya secara grosir melalui aplikasi.
Sejak 2019, layanan aplikasi ni telah menjangkau lebih dari 25.000 desa yang tersebar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.(*)