Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menekankan pentingnya peran Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) sebagai perpanjangan mata kapal perang Indonesia (KRI).
Laksamana Ali melanjutkan adanya pesawat-pesawat yang diawaki penerbang dari Puspenerbal terbukti meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi secara signifikan.
"Penerbangan TNI AL merupakan komponen sistem senjata armada terpadu (SSAT) yang memegang peran krusial dalam pelaksanaan tugas-tugas TNI AL. Luasnya perairan Indonesia dan yurisdiksi nasional mutlak membutuhkan unsur udara sebagai kepanjangan mata KRI dalam melakukan berbagai operasi laut," kata Laksamana Ali dalam sambutannya saat upacara peringatan HUT Ke-68 Puspenerbal di Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis.
Dalam acara yang sama, Ali menyebut dalam rentang 68 tahun sejak Puspenerbal terbentuk, penerbang TNI AL merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam operasi-operasi TNI AL di laut, baik itu operasi militer untuk perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).
"Fly Navy selalu hadir dan berperan aktif pada OMP dan OMSP. Itu terbukti dari keterlibatan-nya dalam Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, operasi pembebasan sandera di Somalia dan Filipina, dan operasi-operasi perdamaian dunia yang tergabung dalam Maritime Task Force UNIFIL, operasi kemanusiaan dan SAR," sambung Ali sebagaimana dikutip dari siaran resmi Dinas Penerangan TNI AL yang dikonfirmasi di Jakarta.
Dalam rangkaian puncak peringatan HUT Ke-68 Puspenerbal, sejumlah alutsista udara TNI AL pun menampilkan demo udara di langit Lanudal Juanda. Pesawat-pesawat itu, di antaranya lima pesawat udara Piper Archer, lima pesawat G-36 Bonanza, lima helikopter Bell 505, satu pesawat King Air, dua pesawat angkut CN 235, tiga pesawat Casa NC 212, empat pesawat Bolkow, dan satu pesawat nirawak (UAV) ScanEagle.
Kemudian, ada juga 13 pesawat yang terparkir tepat di belakang barisan pasukan, yaitu TB-9, TB-10, Casa NC-212, CN 235 MPA, AS565 Mbe Panther, Bell 412, tiga pesawat BO-105 Bolkow, dan dua helikopter EC120 Colibri.
Dalam rangkaian acara yang sama, tujuh perwira tinggi TNI AL menerima brevet kehormatan Penerbangan TNI AL, yang disematkan langsung oleh Laksamana Ali. Tujuh perwira itu yaitu Wakil KSAL Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI AL (Dankodiklatal) Letjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, Asisten Operasi KSAL Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL Laksamana Muda TNI Achmad Wibisono, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi, Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo, dan Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Hersan.
Kemudian, KSAL dalam acara itu juga meresmikan Monumen Penerbangan TNI AL, yang terdiri atas dua patung penerbang TNI AL dan pada dinding kanan dan kirinya terukir 580 nama-nama perwira penerbang TNI AL beserta nomor kode-nya. Mereka-mereka yang namanya terukir itu merupakan penerbang TNI AL sejak perang Kemerdekaan sampai penerbang muda yang baru menyelesaikan pendidikan pada 2024.(*)