Peluang Jatim Optimalkan Pasar Ekspor Nontradisional Besar
Selasa, 3 Januari 2012 19:40 WIB
Surabaya - Peluang Jawa Timur mengoptimalkan pasar ekspor nonmigas nontradisional sangat besar pada tahun 2012 karena animo beberapa negara tersebut untuk menyerap beragam produk asli Jatim tinggi.
"Pasar ekspor nontradisional yang kami bidik di antaranya Timur Tengah, Taiwan, Afrika Selatan, dan India," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Budi Setiawan, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, sejumlah barang yang banyak dicari oleh masyarakat internasional dari Jatim misalnya Taiwan membutuhkan sarang burung walet dan Afrika Selatan membutuhkan aneka produk tekstil.
"Sementara, India memerlukan beragam produk elektronik, perhiasan, kertas, dan karton sedangkan Timur Tengah pada umumnya berupa perhiasan dan mebel," ujarnya.
Berdasarkan data BPS Jatim, sebut dia, ekspor nonmigas Jatim antara Januari-November 2011 ke Afrika Selatan meningkat menjadi 662,07 juta dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan tahun lalu.
"Dengan demikian, Afrika Selatan memberikan sumbangan 4,07 persen terhadap total ekspor nonmigas Jatim pada periode Januari-November 2011," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, ekspor nonmigas Jatim ke India antara Januari-November 2011 meningkat 63,16 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 336,22 juta dolar AS.
"Namun, kontribusi India terhadap total ekspor nonmigas Jatim hanya 2,07 persen," katanya.
Sementara itu, ia mengaku, kini masih melakukan penjajakan guna menjalin kerja sama perdagangan dengan Taiwan sekaligus membuka pasar baru. Salah satunya, produk makanan dan minuman.
"Kinerja Taiwan selama Januari-November 2011 berperan 2,68 persen terhadap total ekspor nonmigas Jatim pada periode sama," katanya.
Ia optimistis, dengan upaya memperluas pasar ekspor Jatim terhadap masyarakat nontradisional maka pertumbuhan nilai ekspor nonmigas ke negara nontradisional itu dapat meningkat antara 15-20 persen pada tahun ini.
"Upaya tersebut sebagai antisipasi bagi kalangan industri di Jatim bila pasar ekspor tradisional yang mencakup kawasan AS dan Uni Eropa semakin tidak stabil seiring krisis ekonomi dan keuangan globa," katanya.
Apalagi, lanjut dia, kini AS mempunyai pangsa pasar ekspor nonmigas Jatim sebesar 12 persen sedangkan Uni Eropa sekitar 10 persen.
"Apabila krisis ekonomi dan keuangan global di sana kian parah, pangsa pasar keduanya dapat berkurang menjadi antara tujuh hingga delapan persen," katanya.(*)