Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menutup sementara tiga pasar hewan yaitu ada di Kabupaten Ponorogo, Tulungagung, dan Kediri untuk menekan penyebaran kasus penyakit mulut dan kaki (PMK).
Kebijakan tersebut diambil oleh Pemprov Jatim menyusul meningkatnya kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) di wilayah tersebut.
"Pasar hewan ditutup ini, karena adanya permintaan masyarakat, dan telah diterbitkan surat keputusan oleh bupati setempat," kata Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur Indyah Aryani saat dihubungi, Kamis.
Indyah menjelaskan langkah penutupan pasar hewan sebagai solusi terbaik untuk mencegah penyebaran PMK ke wilayah lain atau ke ternak lainnya.
Langkah lainnya, menurut Indyah, Dinas Peternakan Jatim sedang mempersiapkan vaksinasi untuk hewan ternak yang rentan.
"Vaksin sudah disiapkan melalui pengadaan dari APBD maupun APBN. Semua kebutuhan sedang dipenuhi," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo tercatat ada 157 sapi terjangkit PMK. Sementara di Tulungagung terdapat 77 hewan ternak terjangkit PMK, dan 447 kasus PMK di Kabupaten Kediri.
Saat ini, Disnak Jatim telah menerima bantuan 12.500 dosis vaksin dari pemerintah pusat yang akan digunakan untuk penanganan darurat di wilayah dengan kasus PMK tinggi.
"Vaksin yang diterima mulai didistribusikan ke daerah dengan tingkat infeksi yang signifikan. Untuk memenuhi kebutuhan lainnya, pengadaan sedang diupayakan melalui APBD dan APBN," tuturnya.
Indyah menekankan bahwa vaksinasi ini penting untuk mencegah kerugian ekonomi di sektor peternakan akibat penyebaran PMK.