Tulungagung (ANTARA) - Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Ilmu Penyakit Dalam (IPD) Universitas Airlangga (Unair) menyumbang satu paket instalasi sumur bor yang dibangun di tengah pemukiman warga Desa Tenggarejo, Tulungagung, Jawa Timur yang selama ini kerap menjadi kawasan terparah alami dampak kekeringan saat kemarau.
Peresmian instalasi sumur bor yang diproyeksi mampu menopang (menyuplai) kebutuhan air bersih bagi ratusan KK di Desa Tenggarejo Kecamatan Tanggunggunung ini secara simbolis dilakukan Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno, Minggu.
Sumur bor bantuan tersebut diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan air bersih bagi 140 keluarga di Desa Tenggarejo yang selama ini kerap terdampak krisis air bersih saat musim kering.
"Atas nama pemerintah daerah dan mewakili masyarakat Tulungagung, khususnya warga Desa Tenggarejo, kami mengucapkan terima kasih kepada IKA IPD Unair karena bantuan ini memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat," kata Heru dalam pidato sambutannya.
Setelah diresmikan, pihaknya bakal memikirkan cara untuk mendistribusikan air tersebut ke masyarakat.
Sebab untuk sementara air dari sumur bor tersebut ditampung di bak penampungan.
"Nantinya akan dilakukan pipanisasi ke rumah-rumah warga," katanya.
Setelah adanya sumur bor, pihaknya akan melakukan penghijauan untuk menjaga kuantitas dan kualitas air.
Heru memastikan sumur bor tetap mengalirkan air meski saat kemarau. "(Akan) terus bisa mengalir," jawabnya singkat.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya bakal memerintah Dinas Perumahan dan Pemukiman untuk mencari sumur bor lain.
Namun, ia mengakui kesulitan mencari sumber mata air untuk sumur bor.
Kepala Desa Tenggarejo, Mudjito mengatakan banyak warganya yang kesulitan air bersih saat kemarau.
Bahkan di Dusun Bakalan ada lebih 100 keluarga yang kekurangan air bersih tiap musim kemarau.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat kemarau, biasanya mereka membeli air bersih satu tangki kapasitas empat ribu liter seharga Rp250 ribu.
Air itu biasa digunakan untuk satu minggu.
"Dengan adanya sumur bor ini bisa mengurangi biaya hidup masyarakat," kata Mudjito.
Air sumur bor menggunakan pompa listrik untuk didistribusikan.
Listrik untuk sumur bor akan didaftarkan ke PLN dengan biaya swadaya masyarakat.
"Kita akan membentuk kelompok masyarakat untuk menangani, dari swadaya masyarakat kita gunakan untuk membeli pulsa listrik," katanya.
Sementara terkait bantuan sumur bor itu, Ketua IKA Universitas Airlangga Cabang Tulungagung Dr. Desi Lusiana W, SKM, MKes mengatakan, dilandasi kondisi krisis air yang kerap dialami sebagian warga Tulungagung, dalam hal ini warga Desa Tenggarejo.
Kondisi sulit air inilah yang membuat IKA Universitas Airlangga Cabang Tulungagung berinisiatif membantu membuatkan sumur bor melalui program AMERTA (Aksi Merdeka Air dan Tanaman untuk Alam). Berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia) Surabaya, Ikatan Alumni Penyakit Dalam (IPD) Universitas Airlangga, berbuatbaik.id, LMI, Rumah Zakat, Apsilangga (Alumni Psikologi Universitas Airlangga), Pemerintah Kabupaten Tulungagung dan didukung penuh Pengurus Pusat IKA Universitas Airlangga.
"Kami berharap program ini bisa membantu warga Tenggarejo mengatasi kesulitan air yang dialami sejak bertahun-tahun. Sehingga tidak perlu lagi membeli, menunggu bantuan hingga mengusung dari sumber," katanya.