Surabaya (ANTARA) - Asisten Deputi (Asdep) Bidang Jasa Logistik Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Desty Arliani menjelaskan langkah inisiatif integrasi untuk meningkatkan performa perusahaan, saat rapat koordinasi Integrasi Logistik Kawasan Industri PIER dan Teluk Lamong.
"Yakni integrasi layanan digital dan integrasi fisik sehingga tercipta integrasi korporasi. Integrasi layanan secara digital sudah dijalankan sejak diluncurkannya GLID (platform digital jasa logistik BUMN)," ucap Desty dalam keterangannya di Surabaya, Kamis.
Sehingga, lanjutnya, masing-masing BUMN yang memiliki jasa kargo bisa melakukan sinergi jasa layanan logistik dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
"Selanjutnya integrasi fisik, menjadi tantangan operasional bagi masing-masing BUMN," katanya.
Sebab, kata Desty, proses pembangunannya membutuhkan waktu dan dengan infrastruktur yang sudah ada saat ini diperlukan kreasi untuk optimalisasi infrastruktur.
“Jika nantinya sudah terwujud integrasi fisik, pada akhirnya kita bisa mewujudkan integrasi korporasi,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Pos Indonesia Prasabri Pesti mengatakan rencana awal yang digagas oleh PMO BUMN untuk penciptaan konsolidasi UMKM dan ekosistem logistik perlu adanya tiga inisiatif sinergi produk, inisiatif sinergi platform, dan sinergi pasar dari seluruh BUMN yang terlibat dalam membentuk ekosistem yang kondusif.
“Terdapat tiga inisiatif sinergi yang harus dilakukan untuk keberadaan dry port Pasuruan ini bisa berhasil menjadi tempat pilihan jasa logistik para pelaku UMKM dan investor mendistribusikan dan memperluas jaringan pasarnya,” ujar Prasabri.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasional PT SIER Lussi Erniawati juga memaparkan tiga pilihan alternatif titik lokasi pembangunan dry port di PIER yang sampaikan.
“Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan oleh tim logistik, ada tiga titik pembangunan yang bisa dijadikan pilihan, akan kami dalami dengan kajian feasibility study terlebih dahulu, terima kasih dukungan secara khusus kepada PT Kereta Api Indonesia yang menjadi ujung tombak dalam penyediaan terminal dry port ini," kata Lussi.
Menurut Lussi, dry port kereta api sangat penting dalam ekosistem industri karena menyediakan akses yang efisien dan terpadu antara pelabuhan laut dengan wilayah dalam, mempercepat distribusi barang, mengurangi kemacetan di pelabuhan.
Selain itu, kata dia, juga menekan biaya logistik dengan memfasilitasi transfer barang dari kontainer kapal langsung ke kereta api, meningkatkan efisiensi rantai pasok dan memperluas jangkauan pasar untuk pertumbuhan industri secara keseluruhan.
Sedangkan Dirut PT Terminal Teluk Lamong David Sirait, memberikan pemaparan serta gambaran ekosistem bisnis jasa logistik dan desain gudang barang kering yang sudah dimiliki perusahaannya.
“Saat ini di Terminal Teluk Lamong sudah memiliki bangunan gudang barang kering, untuk tempat bongkar muat dan penyimpanan sementara barang-barang yang akan diekspor. Hal ini juga bisa menjadi alternatif yang bisa mendukung perencanaan pembangunan dry port,” ujar David.
Dalam rakor tersebut, juga dihadiri Koordinator Keasdepan Jasa Telekomunikasi Media Tumik Kristianingsih, Direktur Bisnis dan Pengembangan PT Pos Indonesia Prasabri Pesti, Direktur Strategi PT Pelindo Solusi Logistik Retno Soelistianti dan Dirut PT Terminal Teluk Lamong David Sirait.
Hadir pula, Senior Portofolio Management Specialist PT Danareksa Nurul Andhika Ikhwal, Advisor CDD of Freight Marketing and Sales PT KAI Edi Sudiarto, Area Manager Divisi Regional III Perum DAMRI Suyanto, Kepala Departemen Bisnis dan Pengembangan Terminal Petikemas dan Logistik PT Pelindo Meidhy Utama, Dirut PT SIER Didik Prasetiyono dan Direktur Operasional PT SIER Lussi Erniawati.