Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu mengatakan perhelatan itu menjadi penting karena bisa meningkatkan ekspor, investasi, kerja sama, serta branding posisi Indonesia sebagai negara 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia.
Ia menyampaikan partisipasi Indonesia tahun ini merupakan tindak lanjut dari peran sebagai Official Partner Country Hannover Messe 2023, dan sebagai salah satu upaya kampanye berkelanjutan dari kebijakan Making Indonesia 4.0.
Menurut dia kehadiran Indonesia di acara tersebut menandakan komitmen dan keseriusan dalam mengikuti perkembangan industri global yang dinamis, serta mendukung ekosistem inovasi yang berkembang pesat, dengan menyasar ragam industri mulai dari manufaktur, teknologi produksi, dan energi.
Baca juga: Menperin: Sentra kerajinan bambu di Banyuwangi jadi contoh UMKM
"Melalui program Making Indonesia 4.0, Indonesia menargetkan untuk meningkatkan daya saing di sejumlah sektor ekonomi utama, termasuk sektor kendaraan listrik, biofuel, dan sumber daya terbarukan,” ujar Menperin dalam sambutannya saat membuka Paviliun Indonesia pada gelaran Hannover Messe 2024, Jerman.
Pada gelaran kali ini terdapat sembilan perusahaan dari berbagai sektor industri di Indonesia yang ikut menjadi co-exhibitor di Paviliun Indonesia, dengan berbagai produk inovatif dan solusi industri yang ditawarkan.
Ia menyampaikan tujuannya adalah untuk mengembangkan sektor-sektor perekonomian yang tidak hanya berkelanjutan dan ramah lingkungan, namun juga memberikan manfaat bagi generasi saat ini dan yang akan datang dengan menekankan kolaborasi global.
"Untuk mewujudkan industri yang cerdas dan berkelanjutan, kita memerlukan kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri atau sektor swasta, pemerintah, institusi akademik, dan komunitas," ujar dia.
Adapun hingga tahun 2040, terdapat 21 komoditas dalam peta jalan hilirisasi yang diproyeksikan mencapai nilai investasi sebesar 545,3 miliar dolar AS, sedangkan pada tahun 2025, sebesar 23 persen energi akan berasal dari energi baru terbarukan.
Selain itu pemerintah juga menargetkan, pada tahun 2050 seluruh pembangkit listrik tenaga batu bara akan ditutup. Target itu membutuhkan investasi dan pembiayaan yang besar, setidaknya 1 triliun dolar AS hingga tahun 2060, sehingga pameran ini diharapkan dapat mendongkrak investasi RI di sektor industri.