Pacitan - Tingkat serapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Pacitan hingga saat ini masih rendah, sebagai akibat fanatisme sebagian petani terhadap produk pupuk lain yang nonsubsidi tetapi dianggap memiliki kualitas lebih baik. "Tahun ini, dari rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang diajukan sekitar 12.000 ton, yang terserap baru 720 ton atau sekitar 60 persennya saja," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pacitan, Pamuji, Rabu. Ia membantah rendahnya tingkat serapan pupuk bersubsidi dikarenakan kurangnya sosialisasi yang mereka lakukan ke kelompok-kelompok tani. Sebaliknya, Pamuji berdalih sebagian besar petani di daerahnya memang masih memiliki pola pikir yang kaku terhadap produk baru. "Petani di sini sebagian masih fanatik dengan pupuk urea yang diproduksi PT Pusri, meski tidak bersubsidi," ujarnya. Ia menjelaskan, kelompok tani yang sampai saat ini lebih memilih pupuk urea produksi Pusri ketimbang pupuk urea yang diproduksi PT Kaltim yang bersubsidi mayoritas berdomisili di wilayah Kecamatan Donorojo dan Tegalombo. Dicontohkannya, dari sembilan kelompok tani hanya dua yang memanfaatkan pupuk urea dari PT Kaltim selaku produsen yang ditunjuk di Jatim. "Ini yang sebenarnya juga menjadi tanda tanya kami, kenapa pupuk Pusri yang wilayahnya Jateng bisa masuk ke Pacitan," katanya. Pamuji menambahkan, selain cenderung memilih pupuk urea dari produsen tertentu para petani juga mulai beralih menggunakan pupuk organik hasil olahan sendiri, seperti yang saat ini digiatkan oleh kelompok tani di wilayah Kecamatan Punung. Hasil pertanian di wilayah yang disebut terakhir ini bahkan menurut Pamuji cenderung meningkat dengan kwalitas panen cukup baik, sehingga produksinya sudah melimpah. Bahkan, lanjut dia, pendistribusian pupuk organik dari daerah Punung saat ini telah meluas keluar kecamatan hingga ke wilayah Wonogiri. "Pengalihan pupuk kimia ke organik olahan sendiri berdampak positif bagi pertanian. Sebab, biaya produksi yang dikeluarkan petani berkurang dengan hasil panen bagus," ujarnya. Berdasarkan data di dinas tanaman pangan dan peternakan, klelompok tani yang sudah memproduksi pupuk organik di Pacitan saat ini tercatat mencapai 500-an dari total 1.100 kelompok tani yang ada. Kondisi itu, dinilai menjadi penyebab minimnya penyerapan pupuk bersubsidi yang disediakan pemerintah. "Serapan kurang dari target malah bagus daripada melebihi," ujarnya. (*)
Serapan Pupuk Bersubsidi di Pacitan Masih Rendah
Rabu, 7 Desember 2011 19:29 WIB