Semburan Di Persawahan Bojonegoro Tidak Berbahaya
Jumat, 2 Desember 2011 15:31 WIB
Bojonegoro - Jajaran Bagian Lingkungan Hidup (LH) Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur, memastikan semburan gelembung udara yang ditemukan di sejumlah titik di persawahan warga di dekat lapangan minyak Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, tidak berbahaya.
"Dari hasil pengecekan kami di sejumlah lokasi semburan, yang jelas gas yang keluar bukan H2S (Asam Sulfida) seperti yang biasa keluar dari sumur minyak, " kata Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Pemkab Bojonegoro, Bambang Suprianto, Jumat.
Ia menjelaskan, pengecekan semburan gelembung udara dilakukan di persawahan milik Moch. Muri yang terdapat 18 titik lokasi semburan.
Dari hasil identifikasi dengan alat cek gas, tidak muncul adanya gas H2S yang bisa dalam batas ambang tertentu bisa mengakibatkan orang yang menghirup mati.
Menurut dia, munculnya semburan gelembung udara di sejumlah lokasi persawahan tersebut diduga berasal dari pembusukan sampah yang terperangkap. Karena, muncul genangan air sehingga gas yang keluar mengeluarkan gelembung di atas air permukaan sawah.
Hal semacam itu, lanjutnya, juga bisa terjadi ketika musim kemarau, karena adanya sampah yang terperangkap kemudian mengalami pembusukan. "Biasanya di antara rekahan tanah muncul asap putih yang berasal dari gas yang keluar akibat pembusukan sampah, " katanya menjelaskan.
Namun, ia tidak menjelaskan lebih jauh gas yang diakibatkan pembusukan sampah di lokasi persawahan warga itu. "Yang jelas gelembung udara di persawahan itu tidak berbahaya, masyarakat saya minta tidak usah khawatir, " katanya menegaskan.
Sementara itu, seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Campurejo, Deddy Bachtir menyatakan, warga di desa setempat sangat khawatir kasus itu bisa seperti terjadi di Sidoarjo.
Alasannya, semua warga di Desa Campurejo, tahu di lokasi lapangan A sumur minyak Sukowati di desa setempat, Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ), sedang melakukan pengeboran sejumlah sumur minyak baru.
"Pengeboran yang berlangsung beberapa bulan lalu dengan memanfaatkan dua rig sekaligus, " katanya mengungkapkan.
Sejumlah semburan gelembung udara kecil yang diduga gas muncul di persawahan warga di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lapangan minyak Sukowati di desa setempat, tiga hari yang lalu.
"Munculnya gelembung udara di sawah ini, sudah diketahui warga tiga hari yang lalu, " kata Ketua RT 22 RW 2 Desa Campurejo, Prapto, di sekitar lokasi munculnya semburan gelembung udara di persawahan warga setempat, Jumat.
Ia menyebutkan, di sawah milik Moch. Muri, terdapat 18 titik munculnya semburan yang menimbulkan gelembung di permukaan air di sawah. Sedangkan di sawah milik Sahid, ada tiga gelembung serupa yang muncul di air permukaan sawah. (*)