Surabaya (ANTARA) - Forum Ulama dan Kiai Kampung Jawa Timur menolak adanya hak angket dan meminta semua pihak menghormati hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Koordinator Forum Ulama dan Kiai Kampung Jawa Timur KH. Abdul Bari menyebut isu adanya hak angket ini seakan digiring pihak tertentu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Deklarasi ini kami lakukan karena kami melihat pilpres telah selesai, tetapi ada situasi yang mendesak dan mengusik kedamaian," katanya dalam kegiatan "Deklarasi Dukung Pemilu Damai, Tolak Hak Angket Demi Persatuan dan Kesatuan Bangsa serta Keutuhan NKRI" di Surabaya, Jumat.
Ia bersama ulama dan kiai merasa tergerak karena melihat adanya penggiringan opini secara masif, terstruktur, dan sistematis.
Seolah-olah, kata dua, telah terjadi kecurangan pada pilpres 2024 dan menyalahkan Presiden Jokowi sebagai Presiden RI.
"Kami melihat ada sekelompok orang yang tidak puas dengan pemilu dan menggiring opini untuk memecah belah persatuan bangsa," tuturnya.
Ia meminta seluruh masyarakat agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menghormati hasil pemilu.
Menurutnya, penyelenggara pemilu sudah melaksanakan tugas dengan baik, bahkan tak sedikit yang sakit dan meninggal dunia usai bertugas melaksanakan pemilu.
"Kami berterima kasih pada penyelenggara pemilu dan aparatur negara atas suksesnya pesta demokrasi tahun ini," ujarnya.