Jember (Antara Jatim) - Forum silaturahmi ulama, pengasuh pondok pesantren, organisasi masyarakat Islam, dan tokoh masyarakat Kabupaten Jember, Jawa Timur, menolak seluruh kegiatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang disampaikan peserta forum melalui tiga pernyataan sikap.
Kegiatan silaturahmi dihadiri Ketua PCNU Jember, PCNU Bondowoso, Pengurus Cabang IKA PMII Jember, GP Ansor Jember, MUI Jember, dan sejumlah pengasuh pondok pesantren di Jember yang dilaksanakan di Sekretariat GP Anshor Jember, Senin.
"Gerakan HTI yang memperjuangkan khilafah Islamiyah bukan hanya di Indonesia tapi transnasional, sehingga gerakan HTI berbeda dengan yang diperjuangkan oleh sejumlah pondok pesantren di Jember yang merupakan miniatur NU," kata Ketua PCNU Jember Abdullah Syamsul Arifin dalam ceramah kebangsaan yang dihadiri ratusan warga nahdliyin di aula GP Ansor Jember itu.
Menurutnya pemerintah "founding father" membangun negara adalah sah dan sesuai dengan syariat Islam, sehingga rumusan negara saat kemerdekaan hingga kini dengan adanya demokrasi, Pancasila, UUD 1945, dan NKRI sebagai empat pilar kebangsaan merupakan sistem pemerintahan yang dapat mengakomodasi seluruh anak bangsa dalam keberagaman.
"Tidak ada sistem yang baku yang ditetapkan dalam Islam setelah Rasulallah wafat terkait pergantian kepemimpinan dalam Islam. Artinya, dalam konteks HTI telah memaksakan diri dan tidak punya dalil yang kuat atas hal itu," tuturnya.
Ketua Umum PC IKA PMII Jember Akhmad Taufiq mengatakan forum itu merupakan ikhtiar penyelamatan dua hal sekaligus, yakni pertama, menyangkut ukhuwah Islamiah dengan cara mengajak kembali HTI pada jalan dan ajaran Islam ahlus sunnah wal jama'ah.
Kemudian kedua, dalam konteks kebangsaan sebagai bentuk penyelamatan untuk saudara-saudara HTI agar kembali kepada pangkuan NKRI secara kaffah.
"Penolakan dan desakan kami kepada pemerintah agar HTI dibubarkan adalah dalam kerangka dan prinsip penyelamatan kedua hal itu, sehingga kami dapat hidup secara damai dalam menjalankan syariat agama di bumi Indonesia yang kita cintai ini," katanya.
Forum silaturahmi tersebut mengeluarkan tiga pernyataan sikap yang dibacakan oleh Sekretaris Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) yang juga Pengasuh Ponpes Almahrus KH Mustain Billah.
"Pertama, menolak dengan tegas seluruh kegiatan HTI di Jember khususnya dan di Indonesia pada umumnya karena HTI adalah organisasi yang mengusung paham khilafah yang akan mengubah ideologi Negara Pancasila dan merobohkan bangunan NKRI," ujarnya.
Kedua, pengikut HTI harus kembali pada ajaran Islam Ahlussunnah waljamaah dalam bingkai NKRI dan ketiga, meminta dan mendesak kepada pemerintah untuk segara membubarkan HTI dan ormas sejenis lainnya yang jelas-jelas antiNKRI, jika tidak ingin terjadi konflik horisontal di masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, Humas HTI Jatim Ustaz Rif'an Wahyudi saat ditanya pendirian khilafah di Indonesia yang dinilai bertentangan dengan Pancasila mengatakan sistem khilafah yang ditawarkan HTI hanya tawaran yang sifatnya alternatif.(*)