Surabaya (ANTARA) - Komisi B DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota (pemkot) setempat menggencarkan operasi pasar khusus beras untuk menekan kenaikan harga yang sedang terjadi, sembari memprioritaskan pembelian bagi warga tidak mampu.
Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya Zuhrotul Mar'ah mengatakan penerapan skala prioritas pada gelaran operasi pasar untuk memenuhi hak warga miskin mendapatkan pangan dengan harga terjangkau, di tengah kenaikan harga beras.
"Jadi dibatasi, tidak semua masyarakat bisa membeli dan jangan sampai orang yang punya ekonomi berkecukupan lebih mudah mendapatkan kemudahan membeli," kata Zuhrotul di Surabaya, Selasa.
Dia menyebut agar tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan, maka penerapan skala prioritas pada operasi pasar harus disosialisasikan secara matang, termasuk soal syarat pembelian.
"Harus ada filter atau persyaratan tertentu dalam melakukan pembelian," ucapnya.
Ia menyebut kenaikan harga beras yang sedang terjadi, salah satunya dipengaruhi kondisi cuaca tidak menentu.
"Setelah musim kemarau berkepanjangan kemudian curah hujan yang tinggi. Kalau dulu bisa setahun panen dua kali, kalau sekarang serba tidak menentu," katanya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan Pemkot Surabaya agar mencari opsi, sekaligus memperkuat kerja sama dengan daerah penghasil.
"Kami ingin pemerintah kota bekerja sama dengan daerah penghasil sehingga harga beras tidak terlalu mahal," tutur dia.
Berdasarkan pantauan ANTARA, harga beras di Kota Surabaya saat ini memang mengalami kenaikan.
Salah seorang pedagang sembako di kawasan Siwalankerto, Restu Kamil, mengatakan harga beras eceran dalam hitungan per kilogram dijual Rp16ribu.
"Sebelumnya itu harganya Rp14 ribu per kilogram, kalau 5 kilogram yang premium dari kisaran Rp70 ribu sampai Rp80 ribu menjadi Rp77 ribu hingga Rp85 ribu," ujarnya.
Dia menyebut kenaikan sudah terjadi sejak awal tahun 2024, secara bertahap.
"Sekitar Januari lalu, tetapi itu pelan-pelan naiknya tidak langsung tinggi. Tetapi semoga bisa turun, apalagi sebentar lagi masuk bulan puasa," kata dia.
Terpisah, pedagang Pasar Genteng bernama Rochman menyatakan harga beras eceran saat ini berkisar Rp15 ribu sampai Rp17 ribu per kilogram, atau naik dari sebelumnya Rp11 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram.
Dia berharap kenaikan harga bisa secepatnya turun, sebab saat ini jumlah pembelian mengalami penurunan.
"Semoga ada solusi, pembeli memang tetap ada tetapi tidak banyak, biasanya stok beras habis satu minggu, sekarang dua minggu," ucapnya.