Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS awal pekan turun menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) bulanan pada 20-21 Februari 2024.
Rupiah pada akhir perdagangan Senin ditutup melemah tujuh poin atau 0,05 persen menjadi Rp15.631 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.624 per dolar AS.
"Pasca pemilu pelaku pasar juga masih menantikan hasil real count dan data-data ekonomi yang akan rilis minggu ini. Keputusan BI Rate menjadi salah satu rilis yang akan diantisipasi," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca juga: Rupiah hari ini turun karena indeks harga produsen AS naik
Reny memperkirakan Dewan Gubernur BI dalam rapatnya akan tetap mempertahankan BI Rate sebesar 6 persen karena laju inflasi domestik yang masih relatif terkendali di awal tahun.
Di sisi lain, pelaku pasar saat ini juga sedang menunggu rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat (AS). Risalah tersebut akan memberikan petunjuk tentang potensi waktu penurunan suku bunga di masa depan oleh bank sentral AS atau Federal Reserve, dilengkapi dengan komentar dari berbagai pejabat Fed.
Pergerakan pasar uang global juga masih dipengaruhi data-data ekonomi terbaru AS. Harga Produsen AS naik 0,3 persen pada Januari 2024, lebih tinggi dari perkiraan 0,1 persen dan Indeks Harga Produsen (IHP) inti bergerak 0,5 persen lebih tinggi, jauh di atas ekspektasi 0,1 persen. Tingkat IHP inti tahunan secara tak terduga dipercepat menjadi 2 persen.
Selain itu, pengaruh harga komoditas yang kembali meningkat karena tensi geopolitik juga mempengaruhi pergerakan pasar uang. Harga minyak mentah berjangka WTI menyentuh 79,19 dolar AS per barel sebagai level tertinggi November 2023 akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan upaya OPEC+ untuk membatasi pasokan minyak.
Sementara Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke level Rp15.630 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.654 per dolar AS.