Kediri - Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, mendamaikan dua persaudaraan silat, yaitu Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) dan Pengurus Setia Hati Terate (PSHT) dari kampus IIK Kediri, yang sempat bersitegang. "Kami berharap, Kediri ini kondusif. Insiden itu hanya salah paham saja," kata Kapolres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro saat ditemui dalam pertemuan dua persaudaraan itu di kampus Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Kediri, Senin. Ia mengatakan, secara hukum pihaknya akan tetap memproses kasus pengeroyokan yang menimpa anggota dari PSHT yang sempat diserang anggota dari IKSPI tersebut. Namun, ia berharap pendekatan persuasif akan lebih optimal daripada harus dengan hukum. Seorang anggota PSHT bernama Bony (22) seorang mahasiswa asal Timor Leste, diduga dikeroyok oleh sembilan anggota IKSPI yang terkenal dengan jurus kera sakti di tempatnya kos di Jalan Mastrip, Kota Kediri pada Sabtu (19/11) petang. Dalam kejadian itu, sempat terjadi duel di antara mereka. Korban terluka di beberapa anggota tubuhnya, walaupun tidak parah. Informasi yang didapat, sebelum kejadian, ada sejumlah anggota dari perguruan IKSPI datang di tempat Bony kos. Mereka menuding jika Bony bertindak seperti seorang jagoan. Korban sempat ditarik bajunya dan ditantang duel. Namun, korban harus menghadapi sembilan lawannya yang datang di tempatnya kos. Polisi menyebut, para pelaku ini adalah berasal dari luar Kediri. Terlebih lagi, di Kediri termasuk daerah yang cukup aman dan tidak pernah ada kejadian perkelahian besar yang melibatkan persaudaraan silat, seperti beberapa daerah lainnya di antaranya di Madiun. Polisi juga masih terus mempelajari motif utama, hingga ada kejadian tersebut. Sudah ada tiga orang yang diperiksa terkait dengan kejadian ini. Namun, untuk penetapan tersangka, mengingat kasus ini telah diproses secara hukum, belum dilakukan. Dikhawatirkan, kasus ini seperti yang terjadi di kawasan hutan Desa Sukodadi, Kabuh, Kabupaten Jombang, pada Minggu (13/11) dimana anggota IKSPI Kera Sakti Lamongan yang sedang dalam perjalanan menuju Lamongan setelah kenaikan tingkat di Madiun diserang ratusan orang bersentaja tajam yang diduga anggota PSHT. Benih permusuhan di antara dua perguruan silat itu diduga sudah sejak lama. Mulai 2009 hingga 2011 sudah lebih dari tiga kali bentrokan di antara keduanya, yaitu PSHT dan IKSPI KS. Kapolres memastikan, akan terus melakukan komunikasi dan akan mengundang para pengurus dari persaudaraan silat di Kediri. Untuk di kampus IIK ada dua perguruan, sementara total di Kediri ada sekitar delapan perguruan silat. "Kami akan mencoba melakukan interaksi dan meminta komitmen dari mereka. Kami akan dekati seluruh komunitas, dan berharap jangan ada pertikaian," katanya menegaskan. Ia juga tidak ingin menyudutkan salah satu kelompok dalam kasus ini. Untuk itu, pihaknya berharap jika ada masalah bisa diselesaikan dengan baik-baik demi ketentraman dan keamanan di Kediri. Sementara itu, Ketua IKSPI di kampus IIK Kediri, Basilio mengatakan sebenarnya tidak ada masalah yang sangat krusial di antara perguruannya dengan perguruan lain di kampus. Masalah yang terjadi hingga ada pertengkaran yang kebetulan melibatkan dua anggota perguruan silat di kampus ini hanya salah paham saja. "Kalau masalah jadwal latihan sudah ditentukan dari kampus. Kami latihan tiap hari Senin dan Kamis. Kalau PSHT tiap hari Rabu dan Jumat," katanya. Ia juga berharap, ada kedewasaan dari anggota PSHT jika tiap kali ada masalah. Diharapkan, masalah itu bisa diselesaikan di internal dulu. Sementara itu, pengurus PSHT kampus IIK Kediri, Eko Maryanto mengatakan masalah itu hanyalah salah paham saja. Ia juga akan meminta rekan-rekannya untuk lebih bijak dan menyelesikan masalah tidak dengan harus berkelahi. "Ini hanya salah paham saja," katanya. (*)
Polisi Damaikan Dua Persaudaraan Silat di Kediri
Senin, 21 November 2011 20:52 WIB