Kapolda Jatim Minta Pendekar Silat di Jombang Berdamai
Senin, 14 November 2011 19:17 WIB
Surabaya - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Hadiatmoko meminta para pendekar silat di Jombang untuk berdamai pascabentrok antara anggota Perguruan Silat Kera Sakti dengan Persaudaraan Setia Hati (SH) Terate di jalan raya Jombang-Lamongan, Desa Klubuk, Kecamatan Kabuh, Jombang (13/11).
"Saya sudah minta Kapolres Jombang (AKBP Marjuki) untuk memanggil koordinator lapangan dari kedua kelompok yang terlibat bentrok itu untuk mencari titik temu. Jatim itu contoh, kalau Jatim begitu ya nggak hebat," katanya setelah memimpin upacara HUT ke-66 Brimob di lapangan Mapolda Jatim, Senin.
Ia mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi tentang bentrok antarperguruan silat di Jombang (13/11) yang menyebabkan enam pendekar dari Kera Saksi mengalami luka parah akibat disabet senjata tajam, sehingga mereka terpaksa dirawat di RSUD Jombang.
Petugas dari TNI AU Satuan Radar 222/Kabuh Jombang dan Polres Jombang akhirnya menangkap anggota Perguruan Silat Kera Sakti yang bersembunyi di dalam rumah-rumah warga dan kabur ke dalam hutan, lalu mereka diamankan di Markas TNI AU dan Polres Jombang.
"Petugas sudah mengantongi identitas kelompok penyerang tersebut dan polisi akan menindak mereka sesuai hukum yang berlaku. Dari tangan anggota perguruan silat itu, kami menyita puluhan senjata tajam dan berbagai peralatan tarung," kata Kapolres Jombang AKBP Marjuki (13/11).
Bentrokan itu berawal, ketika ratusan anggota Perguruan Silat Kera Sakti asal Lamongan sedang mengikuti acara pengesahan di Madiun sejak Sabtu (12/11) dengan mengendarai belasan truk.
Saat perjalanan pulang dari Madiun menuju Lamongan, mereka sempat melempari gapura perguruan Setia Hati (SH) Terate, rumah warga, dan seorang anggota polisi di Nganjuk.
Akhirnya, saat mereka tiba di wilayah Kecamatan Kabuh, iring-iringan truk Kera Sakti yang sudah dikawal anggota polisi ini diserang balik secara mendadak oleh ratusan anggota SH Terate.
Serangan balik itu menggunakan pedang, bom molotov, dan batu, sehingga bentrok keduanya tak terelakkan, bahkan polisi harus membubarkan massa dengan mengeluarkan tembakan peringatan berkali-kali.
Bentrok massal itu menyebabkan ratusan anggota Kera Sakti kalang kabut dengan enam anggota Kera Sakti di antaranya menderita luka parah terkena sabetan senjata tajam. (*)