Kediri (ANTARA) - PT Angkasa Pura I melakukan simulasi operasional terminal penumpang Bandar Udara Dhoho Kediri menjelang dimulainya operasional bandara tersebut dalam waktu dekat.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara Dhoho Kediri I Nyoman Noer Rohim mengemukakan simulasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur Level of Service (Tingkat Pelayanan) dan kesiapan fasilitas serta sistem di Bandara.
"Kami harapkan doa dan dukungan masyarakat agar persiapan final ini dapat berjalan lancar sehingga ikon baru kebanggaan masyarakat Kabupaten Kediri ini dapat segera dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia," kata I Nyoman Noer Rohim dalam rilisnya, Sabtu.
Ia mengungkapkan simulasi ini melibatkan ratusan personel yang berperan sebagai seluruh stakeholder operasional penerbangan, mulai dari penumpang, petugas parkir, petugas aviation security, petugas customer service, petugas groundhandling.
Simulasi dimulai dari perjalanan penumpang dari Kabupaten Kediri dan Kota Kediri menuju terminal penumpang (percobaan transportasi darat), pemeriksaan bagasi pertama dan terakhir, alur kedatangan dan keberangkatan penumpang, alur barang di terminal, dan alur kendaraan di area sisi darat (landside).
Bandara Dhoho Kediri merupakan Bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), yang pembangunannya dilakukan oleh PT Gudang Garam melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama.
Bandara ini memiliki landasan pacu 3.300 x 60 meter, apron commercial 548 x 141 meter, apron VIP 221 x 97 meter, empat taxiway atau jalur perpindahan pesawat yang membentang sepanjang 306 meter x 32 meter dan 438 meter x 32 meter, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.
Pada sisi darat, Bandara ini memiliki terminal penumpang seluas 18.224 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun. Bandara ini selain ke depan melayani penerbangan internasional, juga untuk haji dan umroh.
Pemerintah Kabupaten Kediri juga berkoordinasi dengan pengelola bandara dan pihak terkait agar ada gerai khusus bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di area Bandara Dhoho.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan bandara ini merupakan Bandara yang dimiliki masyarakat Jawa Timur. Untuk itu, pihaknya akan berkomunikasi dengan Gubernur Jatim dan pihak lainnya, terkait daerah yang akan mengisi gerai UMKM di area bandara ini.
"Kami akan mengajak kota atau kabupaten lain untuk memasukkan produk yang betul-betul bisa dinikmati pengunjung Bandara Dhoho," katanya.
Di kabupaten ini terdapat kurang lebih 9.800 UMKM binaan. Dari jumlah itu, terdapat 60 UMKM kategori makanan dan minuman yang sudah lolos kurasi dan produknya siap ditampilkan di gerai area bandara.
Sebelumnya, dari Kemenhub juga sudah melakukan peninjauan area bandara. Dari sisi kesiapan secara fisik, fungsional operasi di bandara tersebut sudah sangat siap. Namun, masih menunggu terkait verifikasi dan kalibrasi.
Direncanakan, Bandara tersebut bisa beroperasi pada 15 Januari 2024.