Kediri (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyebut area Bandara Dhoho Kediri di Kediri, Jawa Timur, dibangun pengendali banjir, sebagai upaya mengantisipasi jika terjadi banjir akibat hujan deras yang melanda.
Menteri Dody, Jumat menyebut pentingnya menjaga ekosistem dengan adanya bandara di Kediri. Untuk itu, dibuat kolam retensi di sejumlah titik sebagai upaya mencegah banjir.
"Kalau ada cuaca ekstrem bandara tidak kebanjiran. Teman-teman di bawah tidak kebanjiran. Karena kalau ada bangunan besar pasti ekosistem air berubah. itu harus tetap kami jaga, agar yang di daerah hulu maupun hilir tidak menjadi kebanjiran," katanya dalam keterangannya di Kediri.
Baca juga: Menteri PU sebut tol akses Bandara Dhoho difungsikan Oktober 2025
Dalam upaya pengendalian banjir itu ada delapan kolam retensi. Terdapat titik-titik yang juga diprediksi kemungkinan terjadi banjir, sehingga direncanakan untuk normalisasi. Untuk saat ini masih baru titik yang dilakukan normalisasi. Sedangkan untuk titik lainnya dilakukan secara bertahap.
Beberapa program itu antara lain normalisasi dan peningkatan tanggul Kali Hardisingat, kemudian normalisasi dan peningkatan tanggul Kali Bendomongal dan Bendokrosok.
Selain itu, ada normalisasi dan peningkatan tanggul Kali Bakung, tanggul Kali Kedungsuko. Ada juga pekerjaan dinding penahan Kali Bodor, pekerjaan dinding penahan tanah Kali Kuncir Kanan.
Ada juga pekerjaan dinding penahan tanah Kali Kuncir Kiri dan pekerjaan dinding penahan tanah Kali Widas. Untuk kebutuhan itu, anggaran yang dibutuhkan adalah Rp1,224 miliar.
Bandar Udara Dhoho Kediri dibangun standar internasional, dengan landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, mampu menampung pendaratan pesawat jet berbadan lebar.
Terminal penumpang dirancang untuk menampung hingga 1,5 juta penumpang setiap tahunnya pada tahap awal, dan akan mampu menampung hingga 10 juta penumpang per tahunnya pada tahap ultimatenya, memastikan kenyamanan dan kemudahan bagi para penumpang pesawat udara.
Saat ini, sudah ada tiga maskapai yang telah beroperasi di Bandara Dhoho, yaitu Super Air Jet dan Batik Air dengan delapan rute penerbangan serta Citilink. Batik Air untuk rute Kediri-Jakarta (CGK-DHX), Kediri-Bali (DPS-DHX), dan Kediri-Palembang (PLM-DHX).
Super Air Jet mendapat persetujuan rute Kediri-Banjarmasin (BDJ-DHX), Kediri-Balikpapan (BPN-DHX), Kediri-Makassar (UPG-DHX), dan Kediri-Bali (DPS-DHX), serta Citilink untuk penerbangan Kediri-Jakarta PP.
Bandara Dhoho memiliki landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, sehingga mampu menampung pesawat jet wide-body, sehingga bandara ini diharapkan tidak hanya melayani penerbangan domestik tapi juga melayani penerbangan internasional.
Pada tahap awal, terminal penumpang dirancang untuk menampung hingga 1,5 juta penumpang per tahun dan bertahap dikembangkan hingga 10 juta penumpang per tahun.
Bandara ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi, tetapi juga diharapkan dapat membawa dampak signifikan bagi ekonomi dan sosial regional, mendorong pertumbuhan di Kediri dan daerah sekitarnya, termasuk Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Tulungagung, Trenggalek, dan Blitar.
Bandara tersebut juga diharapkan dapat membuka peluang bisnis baru dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di berbagai sektor seperti transportasi, pariwisata, dan perhotelan, hingga dapat mendukung sektor lain seperti pertanian, peternakan, dan perkebunan.