Surabaya (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menetapkan enam perusahaan di wilayahnya sebagai proyek percontohan penerapan vokasi di lingkungan kerja.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dalam keterangannya di Surabaya, Rabu, mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT PAL Indonesia, PT Indoratex Spindo, Artotel TS Suites Surabaya, PT Bambang Djaja, PT Citra Nutrindo Langgeng dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
Penetapan tersebut, kata dia, setelah melakukan evaluasi pencapaian perbaikan sistem pemagangan di masing-masing perusahaan usai mengikuti program Kadin Capacity Development (KCD).
"Langkah ini dilakukan agar semakin banyak industri yang sadar bahwa ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan industri saat ikut melaksanakan program revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi seperti yang telah dilakukan enam perusahaan tersebut," ujarnya.
Adik menjelaskan, ada tujuh poin yang menjadi muatan dalam pelaksanaan KCD, di antaranya adalah pelatih tempat kerja, standar kemitraan atau propermi, instrumen pelatihan vokasi, penilaian pelatihan, pengukuran produktivitas, cost benefite analysis (CBA), super tax deduction dan lain sebagainya.
“Kadin ingin semua industri sadar pentingnya program ini karena ada banyak kemanfaatan yang bisa dirasakan, mulai dari efisiensi dalam perekrutan tenaga kerja hingga peningkatan produktifitas industri yang bersangkutan. Industri akan bisa berhitung, apa saja keuntungan dan berapa efisiensi yang bisa mereka dapatkan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Jatim Nurul Indah Susanti mengungkapkan bahwa pihaknya berupaya menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
“Saat ini kami mengundang 40 pengusaha, pengusaha ini nantinya bisa berkolaborasi dengan universitas supaya terjalin link and supermatch. Industri ini sebagai demandnya. Tugas Kadin untuk menjembatani antara dunia pendidikan dan dunia industri yang selama ini tidak pernah bertemu," kata wanita yang juga menjabat sebagai Direktur Kadin Institute tersebut.
Dirinya berharap, agar langkah tersebut bisa berjalan baik dan bisa menyamakan persepsi.
"Harapannya, kami bisa duduk bersama, menyamakan persepsi dan harmonisasi kurikulum,” ucapnya.
Sementara, Ketua Pelaksana Program KCD Darno menyatakan bahwa ada sekitar 40 perusahaan yang telah mengikuti progam propermi dan telah melaksanakan rangkaian kegiatan selama delapan bulan.
"Mulai dari pembuatan program pelatihan, menyusun modul pelatihan, membuat rencana pelatihan vokasi, pelatihan cost benefite analysis (CBA), super tax deduction dan menghitung produktivitas," ucapnya.
Darno menambahkan, sebelum dan setelah mengikuti rangkaian pelatihan program KCD dilakukan pengukuran serta ada kunjungan ke perusahaan untuk melakukan pendampingan secara langsung.
"Termasuk mengetahui dan mencari solusi atas kendala dan hambatan serta peluang yang bisa dikembangkan. Dari 40 perusahaan itu dilihat peningkatan perubahannya seperti apa. Dan ke-6 perusahaan yang menjadi role model itu adalah perusahaan yang mendapatkan poin tertinggi,” ujar Darno.
Oleh karena itu, melalui program tersebut perusahaan diharapkan bisa saling berbagi informasi dan saling memperbaiki sehingga terbangun ekosistem yang saling mengembangkan vokasi bersama dunia industri dan Kadin.
“Karena vokasi ini memang sangat penting. Goalnya, ketika banyak perusahaan yang melaksanakan program Vokasi yang bagus, maka serapan industri akan semakin besar dan produktifitas akan semakin bagus," katanya.