Surabaya (ANTARA) - Young Budhhist Association (YBA) bersama Ecoton melepaskan ribuan jenis ikan dan satwa air yang terancam dibunuh di Wisata Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
"Ini demi menjaga ekosistem hayati, khususnya di kawasan mangrove terbesar di Pulau Jawa dan juga untuk melestarikan Tradisi Fang Sheng yang merupakan salah satu tradisi agama Buddha," kata Herman Pranata, salah satu panitia Fangsheng dari YBA.
Pada kegiatan tersebut YBA juga menggandeng sejumlah elemen masyarakat lainnya mulai dari Jaringan Gusdurian, Samanera, Atthasilani dari Padepokan Dhammadipa Arama Batu, sejumlah mahasiswa unit kegiatan kerohanian Buddha dari berbagai universitas di Surabaya, serta mahasiswa studi agama dan umat berbagai vihara dari Surabaya.
Secara beriringan para muda-mudi Buddhis bersama berbagai elemen masyarakat itu menaiki kapal nelayan setempat untuk melepaskan ribuan ikan ke muara Mangrove Gunung Anyar.
Herman menjelaskan ribuan satwa air yang dilepas itu antara lain ikan lele, gabus, belut, biawak, dan kepiting. Total donasi dari 162 donatur, lanjutnya, berhasil mengumpulkan 96,374 kg kepiting, 86 kg biawak, 5 kg kol nenek, 470,5 kg belut, 35 kg ikan gabus, 27,5 kg lele, dan dua bulus.
"Pada saat pelepasan kami bersama Bhante Jayamedho Thera dan Lama Kunzang memanjatkan doa bersama, agar semua satwa diberkati karena sudah terjalin jodoh dengan para peserta yang memiliki niat elepas mereka sesuai dengan ekosistem yang sudah tervalidasi oleh pihak Ecoton,” katanya.
Ia meyakini bahwa ikan-ikan yang akan disembelih dan dikonsumsi itu sangat menderita, makanya dibebaskan ke lingkungan habitat mereka dengan tujuan agar ikan ini bisa melanjutkan hidup, berkembang biak, dan memberi banyak manfaat kepada alam.
Sementara itu Dewan Pelindung Young Buddhist Association Indonesia Bhikkhu Jayamedho Thera mengatakan Fang Sheng adalah lambang kasih sayang menjelang tahun baru.
Ia juga meminta semuanya untuk melihat ke belakang apa saja yang telah dilakukan, perbuatan bajik dan baik apa saja yang sudah lakukan, terutama kepada dirinya sendiri, apakah sudah bisa melepaskan kemarahan, keirian, kedengkian, karena itulah yang lebih pokok.
"Kalau melepaskan binatang itu mudah, kalau punya duit, punya niat pasti bisa, tapi kalau melepaskan kebencian, kedengkian, dan iri hati, itu lebih berat lagi. Oleh karena itu Fang Sheng ini punya makna fisikal dan spiritual, dan dua-duanya harus seimbang," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengapresiasi kegiatan tersebut. Bagi dia, ini adalah kegiatan yang luar biasa karena tidak hanya aksi peduli lingkungan tapi juga kerja sama yang penuh dengan toleransi antar-umat beragama.
"Ini kerja sama yang luar biasa bagi kita, dengan menebar ikan dan satwa lainnya sehingga kita memberikan kesempatan bagi ikan dan satwa itu untuk keberlangsungan hidupnya," kata Antiek.