"Ini saya lihat kapasitasnya kecil sesuai dengan kebutuhan. Itu bagus," ujar Jokowi dalam peresmian Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Biak Numfor, Kamis.
Jokowi menilai, dibandingkan dengan membangun fasilitas cold storage dengan kapasitas besar, pembangunan cold storage sesuai kebutuhan lebih efisien sehingga dapat menghindari ketidakberhasilan operasional alias proyek mangkrak.
"Jangan sampai banyak cold storage yang gede-gede yang saya lihat di lapangan karena tidak bisa bayar listrik akhirnya tidak bisa beroperasi akhirnya mangkrak. Secukupnya saja tapi secara bisnis itu dihitung dan bisa berjalan," katanya.
Baca juga: Jokowi menanggapi terkait Firli Bahuri tersangka kasus dugaan pemerasan
Dengan demikian, Presiden meminta jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendampingi infrastruktur serta SDM yang ada di proyek percontohan pertama kampung nelayan modern ini.
Dari sisi nilai ekonomi, kampung yang beroperasi berbasis koperasi ini menyediakan harga es batu setengah harga dari harga normal Rp1.600 per kilo menjadi Rp800 saja sehingga nelayan dapat menekan biaya operasional.
Dengan model bisnis ini, lanjutnya, bila telah beroperasi dapat direplikasi di lokasi lain.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan proyek percontohan (modelling) Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Desa Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua menelan anggaran sekitar Rp22 miliar.
KKP dalam proyek ini telah membangun fasilitas utama, seperti dermaga tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner, ruang penyimpanan dingin (cold storage), shelter pendaratan ikan, kios perbekalan hingga dock yard.
Fasilitas pendukung juga disiapkan meliputi balai pelatihan, instalasi air bersih, drainase, penerangan jalan, instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) hingga kantor pengelola.
Untuk menambah keindahan kampung pesisir tersebut, turut dibangun gapura, perbaikan jalan, gardu pandang serta stasiun pengisian bahan bakar bagi nelayan.