Surabaya (ANTARA) -
PT PAL dalam dua tahun terakhir ini terus memasifkan atau menggencarkan implementasi transformasi Industri Maritim 4.0 (IM4) sebagai upaya untuk menciptakan pembaharuan teknologi maritim yang inovatif dan kompetitif di tingkat global.
CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod dalam keterangannya, di Surabaya, Jumat, mengatakan penerapan IM4 di lingkungan perusahaan selama dua tahun terakhir merupakan waktu yang terbilang singkat.
"Coba dilihat sepuluh tahun terakhir China yang saat ini menjadi pabrik dunia sudah merintis industri maritim sejak tahun 1975, dan baru berhasil merebut industri kapal dunia pada tahun 2005. Kemudian bisa hasilkan apa pun, seperti mobil, senjata yang baru dirasakan menjadi pabriknya dunia," katanya lagi.
Oleh karena itu, PT PAL tidak boleh pesimistis dan harus optimistis bisa melakukan perubahan total multidimensi di semua arah. Karena tidak mungkin hanya dilakukan perbaikan infrastruktur dan juga sumber daya manusia, sedangkan keuangan akan terbatuk-batuk.
"Oleh karena itu, perbaikan secara holistik bersama-sama. Sehingga transformasi IM4 yang sudah diluncurkan 10 November 2021 menjadi sebuah perubahan sistem yang singkat juga membawa perubahan signifikan," ujarnya pula.
Baca juga: PT PAL Indonesia jadi industri maritim pertama Tanah Air terapkan AI
Ia mencontohkan perusahaan lain yang membeli perangkat lunak dan membutuhkan waktu 6-7 tahun untuk menyinkronisasikan, itu pun belum 100 persen lancar.
"Sementara PT PAL selama dua tahun terakhir sudah selesaikan semua modul, tinggal melakukan sinkronisasi secara bertahap di semua sistem, terutama sistem desain yang akan tetap dilanjutkan dengan bertahap," ujarnya lagi.
Dia menjelaskan, pengembangan teknologi maritim unggulan tersebut salah satunya dengan investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menciptakan teknologi maritim yang inovatif dan kompetitif di tingkat global.
"Reputasi perusahaan mengejar aspirasi untuk pengembangan dan keberlangsungan perusahaan jangka panjang, tanpa mengesampingkan kinerja perusahaan hari ini," ujar dia pula.
Menurutnya dia lagi, jika terlalu mengejar kinerja hari ini maka kemudian risiko strategi itu makin terakumulasi, sulit untuk bangkit. Ditandai dengan gagalnya sebuah korporasi dan berdampak pada reputasi.
"Kami menyusun tim khusus yang bertanggung jawab atas perubahan proses operasional agar lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasar. Salah satunya menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam mengadopsi teknologi baru dan mengintegrasikannya dalam pekerjaan sehari-hari," katanya lagi.
Manajemen PAL sangat concern bahwa adaptasi atas transformasi harus dikawal dengan disiplin ketat dan dilakukan dalam menghadapi tantangan yang terus berubah seiring zaman, karena 'changing atmosphere' memang adalah sesuatu yang selalu ada.
"Manajemen PAL berupaya menjadi contoh teladan dalam mengadopsi perubahan. Mereka terus menunjukkan komitmen pribadi dalam mengikuti proses transformasi dan menjaga semangat tim. Transformasi industri tidak selalu berjalan mulus, dan ada tantangan yang mungkin timbul di sepanjang jalan. Manajemen PAL terus memupuk ketelatenan dalam menghadapi hambatan dan terus mengupayakan perbaikan," ujarnya pula.