"BEC" Promosikan Kesenian Banyuwangi "Go International"
Sabtu, 22 Oktober 2011 13:43 WIB
Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi menggelar "Banyuwangi Etno Carnival" (BEC) untuk mempromosikan kesenian tradisional khas kabupaten paling timur di Pulau Jawa tersebut, kepada dunia internasional.
Karnaval tarian dan budaya Banyuwangi yang dikemas secara modern dan kontemporer tersebut, diikuti ratusan peserta yang akan menampilkan atraksinya di sepanjang ruas jalan mulai taman Blambangan menuju gedung DPRD Banyuwangi, Sabtu, pukul 12.30 WIB - 15.30 WIB.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Suprayogi mengatakan BEC akan memperkenalkan budaya dan kesenian Banyuwangi kepada dunia internasional, sehingga Kabupaten Banyuwangi bisa menjadi salah satu tujuan wisatawan lokal dan mancanegara.
"BEC akan dikemas dengan konsep kotemporer yakni kebudayaan asli Banyuwangi seperti Gandrung, Jinggoan dan Kuntulan akan dipadukan oleh kreasi modern, sehingga dapat menarik wisatawan," tuturnya.
Kunjungan wisata yang tinggi, tambahnya, dapat memiliki dampak yang positif bagi perekonomian Kabupaten Banyuwangi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga setempat.
"Dalam karnaval kesenian Banyuwangi itu, ratusan pelajar berkreasi seunik mungkin tanpa meninggalkan kesenian khas warga Osing tersebut," katanya, menambahkan.
Suprayogi menegaskan bahwa BEC tidak akan menyebabkan kesenian dan budaya tradisional hilang karena Pemkab Banyuwangi akan menggelar Festival Kuwung yang akan menampilkan kesenian tradisional yang asli.
Sementara Sekretaris Dewan Kesenian Banyuwangi (DKB), Hasan Basri, mengatakan BEC merupakan terobosan baru dari pemkab dan menjadi ruang bagi para seniman untuk berkreasi, sehingga bisa mendorong dinamika budaya di daerah.
"BEC akan menjadi ajang kreativitas remaja Banyuwangi karena pendekatan karnaval tersebut lebih pada budaya modern dan melibatkan ratusan pelajar," katanya, menambahkan.
Banyuwangi Etno Carnival yang menghabiskan anggaran Rp500 juta itu, menampilkan 320 penari yang berkreasi dengan kesenian gandung, jinggoan, kuntulan, dan damarwulan, dengan balutan busana tradisional kontemporer.
Karnaval kesenian Banyuwangi itu juga dimeriahkan oleh peserta "Jember Fashion Carnival" (JFC) karena Presiden JFC, Dynand Fariz yang menjadi tim konsultan koreografer dalam ajang BEC tersebut.(*)