Banyuwangi (ANTARA) - Pemandangan laut sore itu di kawasan tempat wisata bahari Bangsring Underwater (Bunder) di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sangatlah indah.
Matahari menjelang terbenam menyemburkan warna jingga kemerahan dan membuat langit senja di perairan Banyuwangi yang berbatasan dengan Selat Bali di ujung timur Pulau Jawa tersebut tampak elok.
Di antara kerumunan pengunjung yang datang di lokasi itu pada Rabu (14/9/2023), ada sosok Mastalianto sedang menjelaskan tata cara transplantasi terumbu karang kepada wisatawan dari kalangan media massa yang terlihat sangat antusias.
Mastalianto bertubuh tegap dengan kulit kecoklatan terbakar matahari, khas masyarakat pesisir. Usianya sekitar 50-an tahun. Bicaranya tegas dengan tatapan yang tajam.
Sehari-hari ia adalah nelayan yang merangkap sebagai penjaga ekosistem bawah laut di perairan Bangsring, tepatnya sebagai petugas di seksi konservasi terumbu karang yang terletak di Pantai Bangsring, Kabupaten Banyuwangi.
Dengan sigap, Mastalianto menunjukkan cara menempelkan anakan karang pada substrat yang telah disediakan di kerangka pipa. Kerangka pipa dipilih karena dibutuhkan media yang tidak mudah karat dan tenggelam, mengingat tingkat korosi air laut yang tinggi.
Aktivitas berwisata seru tersebut merupakan salah satu andalan di Bangsring Underwater yang merupakan tujuan ekowisata berbasis konservasi ikan dan terumbu karang. Tempat itu dikelola oleh kelompok nelayan setempat dengan nama Kelompok Usaha Bersama (KUB) Samudera Bakti.
Kegiatan nelayan dalam menjaga ekosistem bawah laut di Bunder bukanlah tanpa alasan. Sebelum menjadi tujuan wisata, yakni sebelum tahun 2008, terumbu karang di perairan tersebut rusak karena para nelayan menangkap ikan menggunakan bom ikan dan racun.
Demi memulihkan ekosistem bawah laut yang rusak tersebut, pemuda desa setempat, Ikhwan Arief, mengajak para nelayan Desa Bangsring beralih ke cara penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Namun, hal itu ditentang, termasuk adanya penolakan dari sang ayah yang juga seorang nelayan.
Ikhwan juga pernah diancam karena aktif mengajak nelayan setempat beralih menggunakan alat tangkap ikan ramah lingkungan.
Bersama beberapa nelayan yang bersedia bergabung, Ikhwan lalu membentuk kelompok nelayan bernama Samudera Bakti, yang kini ia ditunjuk sebagai ketuanya.
Dalam kelompok tersebut, para nelayan diedukasi cara menangkap ikan yang ramah lingkungan. Mereka juga diajak melakukan beragam kegiatan guna memulihkan ekosistem bawah laut di Selat Bali, di antaranya menanam terumbu karang, pembuatan rumah ikan, penanaman bakau, hingga pengelolaan sampah plastik di laut dan pantai.
Saat ini, KUB Samudera Bakti telah memiliki sekitar 209 nelayan sebagai anggota, termasuk Mastalianto yang terlibat dalam konservasi terumbu karang. Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa di antaranya merupakan masyarakat pendukung yang membuka jasa pariwisata.
Guna melestarikan ekosistem bawah laut dan memajukan para nelayan, Pertamina Parta Niaga Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus) memberikan dukungan penuh pada KUB Samudera Bakti di Desa Bangsring, melalui program corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Sebagai wujud negara hadir untuk kepentingan warga, berbagai kegiatan telah dilakukan, mulai dari pendampingan dan pemberdayaan nelayan, hingga transplantasi terumbu karang di kawasan sekitar.
Bagi Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, kegiatan transplantasi terumbu karang yang dilakukan tersebut sebagai upaya melestarikan ekosistem bawah laut.
Transplantasi terumbu karang merupakan upaya perusahaan di bawah BUMN itu untuk ikut melestarikan ekosistem bawah laut, tempat dimana biota-biota laut hidup. Harapannya, dengan kegiatan ini lingkungan hidup dapat lestari.
BUMN bidang minyak dan gas itu melakukan transplantasi karang di perairan tersebut sejak akhir 2019. Transplantasi karang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial di bidang lingkungan, selain bidang lain, yakni pemberdayaan masyarakat, pendidikan, juga kesehatan.
Ada sekitar 14 rumpon transplantasi karang yang ditanam bersama dengan warga sekitar dan sejumlah awak media di wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT di Pantai Bangsring, Banyuwangi, dalam kesempatan tersebut. Hingga saat ini luas penanaman transplantasi terumbu karang di kawasan itu sudah mencapai sekitar 15 hektare.
Kini, para penjaga dan pegiat pelestarian terumbu karang di wilayah itu tak hanya dari kalangan nelayan, namun juga pelaku wisata dan warga sekitar yang telah mendapatkan manfaat ekonomi dari pulihnya ekosistem bawah laut.
Daya tarik wisata
Selain menumbuhkan kembali ekosistem bawah laut, terumbu karang yang berhasil dikonservasi di kawasan Bunder juga menjadi daya tarik wisata bahari yang berbasis edukasi dan konservasi.
Kini perairan Bunder telah "disulap" menjadi kawasan konservasi laut yang dilindungi. Pada tahun 2009, Perairan Bangsring tersebut disepakati menjadi Zona Perlindungan Bersama melalui Peraturan Desa Nomor 2 Tahun 2009.
Para nelayan KUB Samudera Bakti, setelah diberi pengetahuan tentang sadar lingkungan dan wisata, lalu melakukan berbagai aktivitas untuk mengembalikan fungsi alam Perairan Bangsring, di antaranya peningkatan kapasitas SDM, konservasi ekosistem laut dan pesisir, serta pengelolaan sampah plastik.
Hasilnya, di tahun 2013, masyarakat setempat merasakan langsung dampak positif dari pulihnya ekosistem laut Bangsring yang hingga kini membawa manfaat wisata dan ekonomi.
Bahkan, pada 2017 objek wisata Bangsring Underwater mendapatkan Kalpataru Kategori Penyelamat Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Tak hanya itu, tingkat kunjungan wisata ke Banyuwangi, termasuk di Bunder tercatat juga terus meningkat sejak tahun 2017. Sesuai data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, jumlah kunjungan wisata selama tahun 2017 mencapai 4,9 juta orang, tahun 2018 sebanyak 5,1 juta orang.
Kemudian tahun 2019 sebanyak 5,4 orang, 2020 sebanyak 3 juta orang, tahun 2021 turun drastis imbas dari pandemi COVID-19 sebanyak 1,8 orang, dan tahun 2022 mulai naik lagi 2,9 juta orang.
Sementara, pada tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 3,5 juta orang.
Kegiatan penanaman terumbu karang atau transplantasi karang telah menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bunder.
Salah satu wisatawan yang juga awak media asal Madiun, Rindhu, mengaku sangat senang berwisata di Bunder Banyuwangi. Selain pantainya, wisatawan sangat puas menikmati indahnya biota laut dengan melakukan snorkeling ataupun diving di tempat wisata itu.
Pertumbuhan terumbu karang akan mendukung ekosistem bawah laut dan menjadi habitat ratusan jenis ikan di kawasan perairan tersebut, termasuk yang paling terkenal adalah ikan badut alias ikan Nemo.
Kalau karang berkembang dan tumbuh, ikan juga betah dan populasinya bertambah banyak. Saat wisatawan menyelam sebentar saja, ikan banyak terlihat di sekeliling.
Kini, dengan berkembangnya Bunder menjadi tempat wisata berbasis konservasi ikan dan terumbu karang, telah membuka lapangan pekerjaan dan mendorong berkembangnya usaha ekonomi warga sekitar, yang berdampak pada peningkatan pendapatan mereka.
Bagi kelompok nelayan Samudera Bakti, banyaknya wisatawan yang datang berkunjung ke Pantai Bangsring merupakan hadiah dari kegiatan pemulihan ekosistem Selat Bali yang telah mereka lakukan. Sebab, tujuan utamanya adalah pemulihan lingkungan yang muaranya adalah menjaga Bumi dari ancaman perubahan iklim.
Nelayan penjaga ekosistem bawah laut Bangsring Banyuwangi
Senin, 30 Oktober 2023 18:00 WIB