Pacitan - Dinas Pertambangan dan Energi (DPE) Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, memperkirakan fenomena amblesnya sebidang tanah di Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo bersumber dari sesar/patahan aktif yang ada di dalam perut bumi. "Ini baru sebatas perkiraan, karena berdasar peta geologi yang kami miliki, di sekitar titik lokasi kemunculan asap berupa uap panas tersebut memang terdapat patahan aktif," ujar salah seorang staf teknis DPE Kabupaten Pacitan, Hadi Surahman, Rabu. Untuk memperkuat sekaligus membuktikan hipotesa yang masih bersifat sementara itu, tegas Hadi, pihaknya berencana melakukan serangkaian penelitian. Ia tak merinci teknis pengamatan maupun penelitian yang dimaksud. Kepada wartawan, Hadi hanya menyampaikan bahwa proses penelitian dilakukan secara visual serta mengidentifikasi kandungan serta kadar gas/uap panas yang muncul dari rekahan tanah tersebut. "Kami juga akan mengevaluasi langsung topografi lapangan dan kemudian disesuaikan dengan peta geologi yang kami miliki, yang pasti (patahan aktif) ini bukan termasuk rangkaian Sesar Grindulu," jelasnya. Hadi menambahkan, kajian mereka lakukan terutama untuk mengetahui apakah ada pergerakan atau tidak seiring munculnya uap panas tadi. Selanjutnya, apapun hasil pengamatan dan penelitian itu akan dikirimkan ke Dinas Pertambangan Provinsi Jatim untuk dianalisa lebih lanjut. Mengenai terlihatnya bara api saat pagi hari, Hadi mengatakan hal itu terjadi karena adanya percampuran antara gas dan udara. Menguatnya dugaan terdapatnya kandungan gas juga ditandai dengan keluarnya api. Pada perkembangannya, kandungan gas yang keluar diperkirakan sudah menyusut. Sebab, dari laporan masyarakat, bau yang sempat tercium beberapa waktu kemarin kini mulai berkurang. "Dulu kalau pagi biasanya terlihat asap dari titik semburan tapi menghilang pada siang dan sore hari. Kemungkinan kandungan semburan gas sudah berkurang," kata dia. Fenomena tanah ambles diiringi kemunculan uap panas pada sebidang tanah di Dusun Dondong, Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan diketahui pertama kali pada hari Sabtu (15/10). Orang pertama yang mengetahui fenomena alam tersebut adalah Lardi (50). Temuan itu lalu dilaporkan kepada Kepala Desa Gemaharjo, Pujiono dan kemudian diteruskan ke pihak kepolisian. Dari informasi yang diperoleh lokasi uap panas dulunya nerupakan tempat usaha penggergajian kayu tetapi sudah tutup sejak tahun 2003, sementara sisa-sisa penggergajian kemudian ditimbun dengan tanah. Dugaan sementara, uap panas yang muncul merupakan proses terbakarnya sisa-sisa kayu dari usaha penggergajian. Namun, baik Lardi maupun Pujiono berharap agar pihak terkait turun tangan untuk melakukan penelitian.
Berita Terkait
Uap Panas Pacitan Merupakan Imbas Gempa Bali
20 Oktober 2011 17:22
Tanah Ambles di Pacitan Keluarkan Uap Panas
18 Oktober 2011 21:35
Jalur Pacitan-Ponorogo Ambles Tergerus Banjir
24 April 2015 15:23
Tanah Ambles Ancam Belasan Rumah di Pacitan
19 Februari 2014 21:12
Tes urine pengemudi bus di Terminal Purabaya
15 jam lalu
Tes urine dan penggeledahan truk di Pelabuhan Tanjung Perak
24 Desember 2025 22:44
Anggota DPR RI dorong penguatan fungsi museum Bung Karno Surabaya
24 Desember 2025 19:08
Sterilisasi gereja jelang Natal di Sidoarjo
24 Desember 2025 13:57
