Malang (ANTARA) - Peserta Asean Panji Festival tiba di museum Empu Purwa kota Malang pada Kamis (19/10). Dari 9 negara peserta, kali ini diikuti 8 negara seperti Indonesia, Thailand, Singapura, Laos dan Vietnam. Masing-masing perwakilan negara ini nantinya akan berkolaborasi dalam pertunjukan cerita panji pada Sabtu malam (21/10) di balai Kota Malang. Sehingga dari momen ini, seni budaya ini tetap lestari.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Malang, Suwarjana usai menyambut rombongan tersebut. Cerita panji adalah cerita asli Indonesia yang berkembang pada masa abad ke 12 masehi. Cerita ini pun dikenal hingga ke negara Asean, sehingga harus dilestarikan. "Festival ini juga akan menjadi sarana pembelajaran bagi generasi saat ini," ujarnya.
Ditambahkan Suwarjana, mungkin tak banyak generasi muda, khususnya kalangan pelajar yang tahu atau memahami cerita panji ini. Nah, dengan adanya festival ini mereka nantinya akan tahu cerita panji yang sebenarnya. "Kami pun berharap kaum muda ini nantinya bisa belajar sendiri secara mendalam," imbuhnya.
"Perwakilan dari 8 negara itu nantinya akan tampil satu panggung dan berkolaborasi dengan seniman kota Malang serta para pelajar. Kegiatan ini bagus dan saya jamin menarik. Kemarin saya lihat di Jogjakarta sangat bagus dan bisa mempersatukan 8 negara itu tampil dalam satu cerita," urai Suwarjana.
Ketua tim Asean Panji Festival, Yusmawati mengatakan bahqa gelaran ini sekaligus memperingati 6 tahun cerita panji ditetapkan sebagai memory of the world oleh Unesco, atau tepatnya pada 31 Oktober 2017 lalu. "Gelaran festival ini menjadi bagian dari pelestarian budaya bangsa yang patut untuk diapresiasi semua pihak," ungkapnya.
"Sebagai bentuk perawatan, memang harus dilakukan seperti itu kewajiban dari UNESCO. Setelah diakui kita melakukan perawatan dengan pelestarian. Dan bagaimana cerita ini terus dikembangkan di masyarakat sehingga akan berimbas ke sektor lain. Misalnya pelaku seni budaya meski di kota Malang ekosistemnya sudah baik," papar Yusmawati.
Rombongan ini singgah di kota Malang karena kota ini termasuk kota pelestari budaya dan sejarah. Salah satu buktinya yaitu keberadaan museum Empu Purwa dan museum Ganesha yang menyimpan banyak benda sejarah, terutama pada era kerajaan Majapahit.(adv)