Pasuruan (ANTARA) -
Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia Grup terus berkomitmen menyelamatkan satwa liar salah satunya dengan melepasliarkan Banteng Jawa di Taman Nasional Baluran untuk menjaga populasi di habitat aslinya.
General Manager The Grand Taman Safari Prigen Lies Yuwati dalam keterangannya di Surabaya, Rabu, mengatakan satwa hasil breeding di lembaga konservasi harus segera dikembalikan ke asalnya untuk dilepasliarkan agar populasi dan keseimbangan ekosistem tetap terjaga.
"Jadi ada satu satwa yaitu Banteng Jawa pejantan yang lahir pada 22 Agustus 2017 yang dilepasliarkan ke Taman Nasional Baluran. Banteng ini bernama Dimas yang lahir atas indukan Matos dan Dini,” katanya.
Ia mengatakan mengembangbiakkan satwa-satwa asal Indonesia atau endemik yang populasinya terancam menjadi prinsip dari Taman Safari Indonesia Grup.
Dengan adanya pelepasliaran ini diharapkan populasi yang mulai berkurang di alam dapat berfungsi dengan baik sehingga populasinya bertambah.
“Kami berharap beberapa satwa yang saat ini populasinya mulai berkurang di alam dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya sehingga perannya sebagai salah satu elemen di dalam ekosistem dapat berfungsi dengan baik,” kata Komisaris Utama Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau.
Kegiatan pelepasliaran ini merupakan bagian dari upaya konservasi eksitu yang juga merupakan upaya peningkatan populasi di alam melalui pengembalian satwa secara terkontrol di luar habitat aslinya.
Di sisi lain, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indra Exploitasia mengapresiasi telah turut mendukung upaya-upaya dalam pelestarian terhadap satwa liar kebanggaan Indonesia.
“Semoga menjadi pejantan tangguh di Taman Nasional sehingga banteng-banteng betina yang sudah menunggunya di sana bisa bertambah,” ucapnya.
Senada dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Balai Taman Nasional Baluran, Johan Setiawan pun menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi telah membantu mengimplementasikan rencana reintroduksi satwa endemik Pulau Jawa tersebut.
“Terkait dengan pelepasliaran di habitat aslinya, rencananya banteng jawa jantan dengan nama Dimas ini akan di lakukan habituasi di kawasan konservasi Taman Nasional Baluran,” tuturnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Nur Patria Kurniawan jika satwa yang akan direintroduksi ke habitatnya diharapkan mampu berkembangbiak dengan baik sehingga populasi di alam tetap terjaga dan lestari.
Sebelumnya, Taman Safari Indonesia telah mengembalikan 4 ekor banteng jawa ke habitat asal dan jumlah ini akan bertambah dengan dikirimnya pejantan Banteng Jawa ke habitat aslinya di Taman Nasional Baluran.