London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Minggu (1/10) menyangkal rencana untuk mengirimkan tentara Inggris ke Ukraina dalam waktu dekat.
Sunak mengatakan Menteri Pertahanan Grant Shapps mengusulkan pasukan Inggris untuk memberi pelatihan kepada tentara Ukraina di negaranya bukan untuk “di sini dan saat ini,” serta menyebut kabar rencana pengiriman tersebut sebagai “pelaporan yang salah.”
Dalam wawancara dengan The Sunday Telegraph, Shapps mengatakan bahwa "pada akhirnya" dia ingin agar latihan yang diberikan tentara Inggris kepada tentara Ukraina dapat dilakukan di negara mereka daripada di Inggris.
Berita tersebut memicu kritik dari Moskow, di mana mantan presiden Dmitry Medvedev mengatakan pada Minggu bahwa pasukan Inggris yang melatih tentara di Ukraina akan menjadi target sah.
Baca juga: NATO kerahkan pesawat pengintai ke Lithuania pantau militer Rusia
Saat ditanya mengenai komentar Medvedev, Sunak mengatakan "Apa yang dikatakan Menteri Pertahanan adalah bahwa suatu hari nanti mungkin saja kami melakukan beberapa pelatihan di Ukraina."
"Namun, hal itu adalah sesuatu untuk jangka panjang, bukan saat ini. Tidak ada prajurit Inggris yang akan kami kirim untuk berperang dalam konflik saat ini. Bukan itu yang terjadi. Apa yang kami lakukan adalah melatih tentara Ukraina. Kami melakukannya di sini, di Inggris," ujar Sunak.
Sementara itu, James Heappey, Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, mengatakan di X bahwa judul asli Telegraph untuk berita tersebut (yang kemudian diubah) "tidak membantu" dan bukan apa yang sebenarnya dikatakan Shapps dalam wawancara tersebut.
“Dukungan jangka panjang untuk Ukraina akan diberikan di Ukraina yang bebas dan aman. Grant telah mengunjungi Kiev dua kali dalam 2 bulan – ia menyadari bahwa dukungan diperlukan baik setelah perang maupun selama perang,” kata Heappey.
Sumber: Anadolu
Inggris menyanggah kirim pasukan ke Ukraina
Senin, 2 Oktober 2023 14:01 WIB