"Kalau evaluasi kita justru mengarah ke 'next' (tahap selanjutnya)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Pihaknya harus menjaga agar jangan sampai teman anak di SD itu maupun guru yang melihat atau dengar, ada trauma dan ada pengaruh. "Itu yang penting," katanya.
Menurut Purwosusilo, siswa dan guru ataupun pihak sekolah yang ada di lokasi pasti akan penasaran dan melihat langsung kejadian ataupun mendengar cerita dari orang lain.
Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan DKI Jakarta bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Selain itu, Purwosusilo menyebutkan, pemulihan dan pendampingan bukan hanya dilakukan untuk siswa SDN 06 Pesanggrahan, tetapi berlaku untuk seluruh siswa di DKI Jakarta demi tujuan ke depannya yang lebih baik.
"Kita general aja, karena semua bisa dengar, lihat, semua siswa dan pendampingan juga berlaku untuk seluruh siswa di DKI Jakarta," katanya.
Apalagi anak-anak pasti tahu peristiwa itu. "Anak-anak kan juga bisa lihat berita, video, internet dan lain sebagainya, maka kita akan berikan pendampingan," kata Purwosusilo.
Apalagi anak-anak pasti tahu peristiwa itu. "Anak-anak kan juga bisa lihat berita, video, internet dan lain sebagainya, maka kita akan berikan pendampingan," kata Purwosusilo.
Adapun proses belajar-mengajar di SDN 06 Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dihentikan sementara. Proses berlangsung lewat pembelajaran jarak jauh (PJJ) hingga waktu yang belum ditentukan.
"Hari ini kan masih ada 'police line', kita jaga, menghormati itu karena semua sudah ditangani juga kan, maka pembelajaran tetap berlangsung tetapi jarak jauh, PJJ hari ini," kata Purwosusilo.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan, tidak ada perundungan terhadap siswa SDN 06 Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang tewas setelah terjatuh dari lantai 4 gedung sekolahnya.
"Tidak (dirundung), tidak begitu. Ini ada gurunya, ada kepala sekolahnya, ada dari sudin, ada bapaknya, ada semua di sini," kata Purwosusilo.
Purwosusilo menyebutkan, siswa itu sebelumnya mengikuti pelajaran bersama gurunya dan melakukan kegiatan olahraga di lapangan sekolah.